13 Juni 2012

Laporan Praktikum Kimia Analitik Semester 1

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK

1.      No. praktikum       : 01
2.      Hari/tanggal          : Kamis, 29 september 2011
3.      Judul                     : Perubahan  reaksi-reaksi kimia
4.      Tujuan                   :  1.Untuk mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik suatu zat.
                                        2.Untuk mengetahui reaksi-reaksi kimia yang terjadi saat percampuran suatu bahan kimia yang satu dengan yang lain.
5.         Prinsip kerja          :    Suatu zat/bahan kimia dianalisa bentuk , warna , bau serta sifatnya.  Kemudian melarutkannya dengan air suling . lalu dibagi menjadi 6       bagian dalam  tabung dengan volume yang sama  lalu menambahkan kedalam  masing-masing  tabung reaksi dengan reagen-reagen tertentu.
6.      Metode                  :   Analisa pendahuluan dan reaksi-reaksi kimia.
7.      Alat                       : 1. Tabung reaksi
                                      2. Pipet tetes
                                      3. Botol semprot
                                      4. Pipet penetes
                                      5. Batang pengaduk.


8.      Bahan                    : 1. Barium klorida (Bacl2)
                                      2. Tembaga sulfat (CuSo4. 5H2O)
                                      3. Aquadest


9.      Reagen                  :  1. NH4OH   5. Na2SO4      9. Na2co3
                                 2. N4OH      6. AgNO3       10. K4Fe (CN)6
                                 3. K2Cro4    7. KI
                                 4. H2So4      8. KCN

10.  Dasar teori         :
Analisa kualitatif adalah bagian ilmi kimia yang  menyelidiki penentuan  komponen-komponen pembentuk suatu at (bahan) tertentu. Anailis kualitatif dibagi menjadi 4 langkah yaitu : pemeriksaan pendahuluan , pemeriksaan golongan , pemeriksaan anion&kation .pemeriksaan pendahuluan merupakan langkah penting. Karena terkadang zat yang akan diselidiki dapat ditemukan dengan pemeriksaan golongan danpemeriksaan pendahuluan yang terdiri dari:
1)      Bentuk dan warna zat
Amati apakah zat yang akan diselidiki berada dalam bentuk larutan atau at padat. Masing-masing ion dalam larutan akan memberikan warna yang khas.


2)      Bau zat
Mengenai bau , jangan sekali-kali mendekatkan muka(hidung) pada zat tersebut , tetapidikipas-kipaskan kehidung.
3)      Sifat higroskopis atau tidak
Ada beberapa at yang mempunyai sifat mudah menyerap uap air (higroskopis)
Adapun dalam percobaan kali ini membahas tentang :
A). Barium klorida (Bacl2)
      Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan dilihat, yang stabil dalam udara kering. Barium dapat breaksi dngan air dalam udara yang lembab,   membentuk  oksida atau hidroksida
Ba  +  2H2O → Ba2+  H2↑+  2OH ̄
B). Tembaga sulfat (cuso4.5H2o)
Tembaga sulfat dapat menghambat listrik dengan barium . tembaga sulfat bersifat higroskopis (mudah menyerap uap air). Biasanya senyawa tembaga sulfat berwarna biru.

11.  Cara Kerja          :   a). Barium klorida (Bacl2)
1). Larutan Bacl2 dalam air suling sebanyak 3-4ml. Masukkan  dalam tiap-tiap tabung reaksi .
2). Pada tabung 1 ditetesi Naoh sebanyak 1 tetes. Setelah itu dimasukkan Naoh sebanyak 5-10 tetes
3). Pada tabung 2 ditetesi K2CrO4 sebanyak 2 tetes  Setelah itu dimasukan K2CrO4 sebanyak 4 tetes
4). Pada tabung 2 ditetesi H2So4 sebanyak2 tetes . Setelah itu dimasukkan H2So4 sebanyak 6 tetes.
                                       b). Tembaga Sulfat ( CuSo4.5H2O)
       1).  Larutkan Cuso4 dalam air suling sebanyak 3-4 ml.
Masukkan dalam tiap-tiap tabung reaksi.
2). Pada tabung 1 ditetesi NH4oH sebanyak 1   tetes.
Setelah itu ditetesi NH4oH sebanyak 6 tetes.
3). Pada tabung 2 ditetesi NH4OH sebanyak 1 tetes.
Setelah itu ditettesi NaoH sebanyak 6 tetes.
4). Pada tabung 2 ditetesi NaoH sebanyak 6 tetes.
Setelah itu ditetesi Na2S sebanyak 6 tetes.
5). Pada tabung IV ditetesi KI sebanyak 1 tetes
Setelah itu ditetesi KI sebanyak 6 tetes.
 6). Pada tabung v ditetesi K4FeccN)6 sebanyak 1 tetes.
Setelah itu KCN sebanyak 6 tetes

12.  Hasil Percobaan    :
A).BaCl2
1).  BaCl2+NaoH→Ba(OH)2+ 2 Nacl
Sifat fisik          : cair
 Warna              : 1 tetes berwarna keruh , 7 tetes berwarna
putih
 Endapan          : putih
2). Bacl2+K2Cro4→Bacro4+2 kcl
Sifat fisik          : cair
Warna               : 1 tetes berwarna kuning muda , 4 tetes berwarna kuning muda
Endapan           : kuning
3). Bacl2+H2So4→BaSO4+2HCl
  Sifat fisik        : cair
  Warna             : 1 tetes berwarna putih keruh, 6 tetes berwarna putih susu
Endapan             : putih



4). Bacl2+Na2Co3→BaCCo3+2HCl
Sifat fisik           : cair
Warna                 : 1 tetes berwarna putih susu ,6 tetes berwarna bening
Endapan             : putih
5). BaCl2+AgNo3→Ba(NO)3+2AgCl
 Sifat fisik          : cair
 Warna                : 1 tetes berwarna putih keruh , 6 tetes berwarna putih keruh
 Endapan            : putih
B). CuSO4
1). CuSo4.5H2O+NH4OH→CuCOH2)2 + (NH4)2 SO4
Sifat fisik           : cair
Warna                 : 1 tetes berwarna hijau  muda , 6 tetes berwarna biru tua .
 Endapan            : putih , tidak ada
2). CuSO4.5H2O+NAOH→CU(OH)2  Na2SO4
Sifat fisik           : cair
Warna                 : 1 tetes berwarna biru tua
Endapan             : biru
3). CuSO4.5H2O+Na2S→CuS2+Na2SO4
Sifat fisik           :  cair
 Warna                : 1 tetes berwarna hijau  tua
Endapan             :  hijau



4). CuSO4.5H2O+KI→CUI+K2SO4
Sifat fisik           :  cair
Warna                 : 1 tetes berwarna coklat
 Endapan            : coklat
5). CuSO4.5H2O+KIFe→CU2(FeCN)6+ K2SO4
 Sifat fisik          :  cair
 Warna                : 1 tetes berwarna coklat tua
 Endapan            : coklat
6). CuSO4.5H2O+KCN→Cu(CN)2+K2SO4
Sifat fisik           :  cair
 Warna                : 1 tetes berwarna biru
 Endapan            : biru

13.  Pembahasan         :   
Sebelum melakukan pengenceran diperlukan  persiapan  bahan-bahan yang akan digunakan untuk mengambik BaCl2 dan CuSO4 menggunakan batang pengaduk. Diprlukan pengadukan yang cukup lama karena larutan BaCl dan CuSO4 berbentuk Kristal. Pemindahan larutan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pipet ukur dan bola hisap agar volume lebih tepat jika tidak menggunakan pipet ukur dapat langsung menuangkan kesuatu wadah.

14.  Kesimpulan           :
Dari percobaan reaksi diatas . masing-masing tiap larutan ada yang mengalami perubahan warna dan terbentuk endapan , namun ada pula yang tidak mengalami petubahan warna , serta tidak terbentuk endapan selain itu , ada yang berbau ada juga yang tidak.
15.  Daftar Pustaka      :
Harmanto, Ari. 2000. Kimia 3. Jakarta: Setia Aji
Svehla, S. 1985. Vogel Bagian 1. Jakarta: Kalman Media Pustaka
www.wikipedia.org

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK

1.    No.Praktikum        : 02
2.      Hari/tanggal          : Kamis,13 Oktober 2011
3.      Judul                     : Percobaan Reaksi-reaksi kimia
4.      Prinsip                   : 1. Menganalisa bentuk,warna ,bau,serta sifat
higroskopis terlebih dahulu.
2. Kemudian melarutkan 3-4 ml aquadest lalu dibagi menjadi 6 bagian kedalam tabung reaksi.
3.  Menambahkan reagen berbeda antara tabung satu dengan yang lain kedalam tabung reaksi.
5.      Metode                  : Analisis Kualitatif (Reaksi pendahuluan)
6.      Alat                       : 01. Tabung reaksi
                                      02. Rak tabung
                                      03. Pipet tetes
                          04. Botol semprot
7.      Bahan                   : a. Seng Sulfat (ZnSO4)
                                      b. Perak Nitrat (AgNO3)
                                      c. Aquadest
8.      Reagen                  : 1.Na2S                       6.BaCl2               11.HCL encer
                                      2.NH4OH                  7.K2CrO4                    
                                      3.NaOH                     8.H2SO4                     
                                      4.K4Fe(CN)6              9.Na2CO3                   
                                      5.Na2HPO4                10.AgNO3
9.      Dasar Teori             :
a)      Seng Sulfat (ZnSO4)
Seng (Zink) adalah logam putih kebiruan yang dapat melebur pada suhu 40o C dan mendidih pada suhu 906oC.
Logamnya murni,larut lambat sekali dalam asam dan alkali adanya zat-zat pencemar atau kontak dengan platinum atau tembaga dapat mempercepat reaksi.Adapun reaksi-reaksi dari ion seng.
01.  Apabila ditambahkan larutan Amonia akan terbentuk endapan putih Zink Hidroksid yang mudah larut dalam reagensia berlebih
Zn2+ + 2NH3 + 2H2O↔Zn(OH)2↓+2NH4+
Zn(OH)2↓+4NH4↔[Zn(NH3)4]2++2OH-

02.  Apabila di tambahkan NaOH akan terbentukendapan seperti gelatin yang putih yaitu Zink Hidroksida:
                                      Zn2+ +2OH-↔ Zn(OH)2↓.Endapan larut dalam reagen berlebih Zn(OH)2↓+2OH- ↔ [Zn(OH)4]2- dengan kompsisi yang berbeda-beda jika di tambah dengan reagen berlebih.
03.  Apabila di tambah K4Fe(CN)6 akan terbentuk endapan putih dengan komposisi yang berbeda-beda jika di tambah reagen berlebih.
04.  Apabila di tambah larutan BaCl2 maka akan terbentuk endapan putih BaSO4 .


b)      Perak Nitrat (AgNO3)
       Larutan perak nitrat bisa digunakan untuk menentukan halogen apa yang terdapat pada sebuah halogenalhana.Perak adalah logam yang putih.perak dapat melebur pada suhu 906,5oC.Perak tidak dapat larut dengan asam Klorida,asam sulfat Encer atau Asam nitrat encer.Senyawa perak nitrat adalah senyawa yang mudah larut dalam air.Adapun reaksi-reaksi dari ion perak :
01.     Apabila ditambahkan larutan asam Klorida encer maka akan membentuk endapan putih perak klorida
                                               Ag+ + Cl- ↔ AgCl↓
02.     Apabila ditambahkan Kalium Sianida tetes demi tetes maka akan membentuk endapan putih perak sianida
                                               Ag+ + CN- ↔ AgCN↓
     Bila KOH di tambahkan berlebih, endapan hilang karena terbentuk ion-ion disiaenargentat.
                                               AgCN↓ + CN- ↔ [Ag(CN)2]
03.     Apabila di tambahkan amonia maka akan membentuk endapan coklat perak oksida.
04.     Apabila di tambah Kalium Kromat dalam larutan netral maka akan membentuk endapan merah perak kromat.
      2Ag+ + CrO42-↔Ag2CrO4
05.     Apabila di tambah Natrium Karbonat maka akan membentuk endapan coklat perak Oksida
      AgCO3↓↔Ag2O↓+CO2


     
10.  Cara Kerja                    :
a)      Cara kerja denga Seng Sulfat (ZnSO4)
1)          Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan
2)          Amati bentuk ,warna, bau dan sifat Higroskopis zat tertentu atau bahan tersebut.
3)          Larutan ZnSO4 3-4 ml dengan aquadest.
4)          Bagi larutan ZnSO4 ±0,5 ml kedalam 6 tabung reaksi.
5)          Dalam tabung reaksi 1 : 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan Na2S.
6)          Dalam tabung reaksi 2 : 0,5 ml larutan +1 tetes NH4OH kemudian tambah NH4OH berlebih.
7)          Dalam tabung reaksi 3 : 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan NaOH kemudian tambah NaOH berlebih.
8)          Dalam tebung raksi 4 : 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan K4Fe(CN)6.
9)          Dalam tabung reaksi 5 : 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan Na2HPO4 kemudian tambahkan sedikit HCl encer.
10)      Amati dan catat perubahan pada masing-masing tabung reaksi.

b)      Cara kerja dengan bahan Perak Nitrat (AgNO3)
1)          Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
2)          Amati bentuk ,warna, bau dan sifat Higroskopis zat tertentu atau bahan tersebut.
3)          Larutkan sedikit AgNO3 dalam 3-4 ml Aquadest.
4)          Bagi larutan AgNO3 ±0,5 ml kedalam 5 tabung reaksi.
5)          Dalam tabung reaksi 1 : 0,5 ml larutan + 1 tetes HCl encer. Kemudian tambahkan HCl berlebih.
6)          Dalam tabung reaksi 2 : 0,5 ml larutan + 1 tetes KCN. Kemudian tambahkan KCN berlebih.
7)          Dalam tabung reaksi 3 : 0,5 ml larutan + 1 tetes NH4OH. Kemudian tambahkan NH4OH berlebih.
8)          Dalam tabung reaksi 4 : 0,5 ml larutan + 1 tetes K2CrO4.
9)          Dalam tabung reaksi 5 : 0,5 ml larutan + 1 tetes Na2CO3.

11.  Hasil dan pembahasan               :
vSeng sulfat (ZnSO4)
Ø  Bentuk   : Serbuk
Ø  Warna    : putih
Ø  Bau        : Tidak Berbau
Ø  Sifat       : Tidak Higroskopis
01.    Dalam tabung reaksi 1 , 0,5ml larutan+ 1 tetes larutan Na2S.
        ZnSCu + Na2S ↔ ZnS↓ putih +Na2SO4

02.    Dalam tabung reaksi 2, , 0,5ml larutan+ 1 tetes larutan NH4OH.
         ZnSO4 + 2NH4OH ↔ Zn(OH)2putih +2NH4+ +SO42-
Kemudian di tambah NH4OH berlebih.
Zn(OH)2 +NH4OH ↔ Zn(NH3)4(OH)2 + H2O
NH4OH berlebih larutan menjadi bening (↓Larut) dan berbau karena Zink Hidroksida mudah Larut Dalam NH4OH berlebih dan menghasilkan Tetraminazingkat (II).
03.  Dalam tabung reaksi 3 , 0,5ml larutan+ 1 tetes larutan NaOH.
       ZnSO4 + 2NaOH ↔ Zn(OH)2putih + Na2SO4
Kemudian di tambahakan NaOH berlebih ,endapan larut
       Zn(OH)2 + 2NaOH ↔ Na2ZnO2 + 2H2O
04.  Dalam tabung reaksi 4, 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan K4Fe(CN)6
       2ZnSO4 + K4Fe(CN)6 ↔ Zn2Fe(CN)6 putih + 2K2SO4
05.  Dalam tabung reaksi 5, 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan Na2HPO4
             3ZnSO4 +Na2HPO4 ↔ Zn3(PO4)2↓+2Na2SO4+
H2SO4
Kemudian di tambah sedikit HCl menghasilkan ↓ larut(bening).
             Zn3(PO4)2↓+ 6HCl ↔ ↓larut bening 3ZnCl2 + 2H3PO4
06.  Dalam tabung reaksi 6, 0,5 ml larutan +1 tetes larutan BaCl2
             ZnSO4 + BaCl2 ↔ ZnCl2 + ↓putihsusuBaSO4
Kemudian ditambah sedikit HCL
       BaSO4+HCl ↔ (tetap)





v  Perak Nitrat (AgNO3)
Ø  Bentuk            : Kristal
Ø  Warna              : Putih
Ø  Bau                  : tidak Berbau
Ø  Sifat                : tidak Higroskopis
01.    Dalam tabung reaksi 1, 0,5 ml larutan +1 tetes larutan HCl encer
            AgNO3+HCl ↔ AgCl↓putih +HNO3
      Kemudian ditambah HCl berlebih
            AgCl+HCl ↔ tetap
02.    Dalam tabung reaksi 2, 0,5 ml larutan +1 tetes larutan KCN
            AgNO3 + KCN ↔ AgCN↓putih + KNO3
      Kemudian ditambah KCN berlebih.

03.    Dalam tabung Reaksi 3, 0,5 ml larutan +1 tetes larutan NH4OH
            AgNO3 + NH4OH ↔
      Kemudian ditambah NH4OH berlebih
04.    Dalam tabung Reaksi 4, 0,5 ml larutan +1 tetes larutan K2CrO4
            2AgNO3 + K2CrO4 ↔ Ag2CrO4merah bata + K2NO3
05.    Dalam tabung Reaksi 5, 0,5 ml larutan +1 tetes larutan Na2CO3
            2AgNO3 + Na2CO3 ↔ Ag2CO3putih + 2NaNO3



12.  Kesimpulan                  :
              Dari praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa setiap bahan memiliki karakteristik tertentu.Apabila di reaksikan dengan reagen-reagen tertentu maka akan terjadi suatu perubahan.Perubahan tersebut dapat berupa perubahan warna larutan , terbentuknya endapan dan lain sebagainya.Pada ion-ion tertentu dapat menghasilkan larutan atau warna endapan yang kompleks.Suatu bahan apabila di reaksikan dengan reagen-reagen tertentu maka terbentuk sebuah reaksi.

13.  Daftar Pustaka        :
Svehla,G.(1985).Buku teks analisis Organik kualitatif makro dan semimikro.Jakarta : PT.Kalman Media Pustaka
Svehla,G.(1985).Vogel bagian I. Jakarta : PT.Kalman Media Pustaka

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA  ANALITIK

1.        No Praktikum
:
03
2.        Hari/ Tanggal             
:
Kamis, 27 Oktober 2011
3.        Judul                             
:
Perubahan-perubahan reaksi kimia
4.        Prinsip
:
Suatu zat / bahan kimia dianalisa bentuk, warna bau, serta sifatnya kemudian melarutkannya dengan air suling lalu dibagi menjadi enam bagian dalam tabung dengan volume yang sama lalu menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan reagen-reagen tertentu.
5.        Metode
:
Analisa Kualitatif
6.        Alat
:
1.Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Batang pengaduk
5. Botol semprot
6. Bensen
7.        Bahan
:
1. PB Asetat
2. Besi (II) Klorida / Ferri Klorida
3. Kalium Kromat
4. Aquades
8.        Reagen
:
1. BaCl2
2. Pb Asetat
3. HCl encer
4. KI
5. AgNO3
6. Na2S
7. H2O2 3%
8. NH4OH
9. NaOH
10.KCNS
11.K4Fe(CN)6
9.        Dasar Teori

Untuk menggunakan suatu zat dapat melalui pengamatan warna, bau berbentuk reaksi asam basa, redoks dan kompleks. Semua itu bias terjadi karena kita mereaksikan zat tersebut dengan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada umumnya berupa terbentuknya endapan, timbulnya gas dan perubahan warna larutan.

A.    Timbal Asetat (COH3COO)2P6
merupakan zat terbentuk Kristal warna putih dan berbau cuka karena berikatan dengan ion asetat (CH3OO), pb asetat merupakan garam timbal yang sangat beracun. Logam ini penyebarannya sangat luas dan banyak digunakan diberbagai industri logam.
Pb asetat dalam bentuk larutan . Larutan ini sering kali digunakan untuk membuat garam. Pb asetat impor  timbal asetat bersifat korosif terhadap logam seperti besi, magnet dan seng membentuk hidrogen dan garam.
B.     Kalium kromat (K2CrO7 )
Dapat dibuat dan mengkombinasikan lahan. Bahan kalium dikromat yang diasamkan dengan asam sulfat  encer biasa digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Kalium kromat  sangat berbahaya ,tidak mudah terbakar dan beracun.
C.    Besi(II)Klorida /Ferri Klorida
Berbentuk padatan dengan massa molar  sebesar 126,751 gram/mol (antidat) dan 198,8102 gram/mol (tetrahidrat). Besi (II) Klorida mempunyai titik lebur  677 oC dan titik didih 1023 oC. Besi klorida adalah senyawa kimia dengan rumus FeCl memiliki titik didih tinggi paramagnetik padat.

10.              Cara Kerja
a.    PB Asetat
1.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.   Amati bentuk, warna dan bau sifat higroskopis zat atau bahan tersebut
3.    Larutkan pb asetat 3-4 ml dengan aquades
4.    Bagi larutan pb asetat ± 0,5 ml ke dalam 5 tabung reaksi
5.    Dalam tabung reaksi 1 = 0,5 ml larutan + 2-3 tetes HCl
·      Bila dilarutkan terbentuk endapan bagi dua:
a.          Bagian pertambah amonia encer
b.         Bagian lain dipanaskan perlahan-lahan
6.    Dalam tabung reaksi  2 = 0,5 ml larutan  + 1 tetes Na2S
7.    Dalam tabung reaksi 3 = 0,5 ml larutan  + 1 tetes NH4OH
8.    Dalam tabung reaksi 4 = 0,5 ml larutan + 1 tetes NaOH kemudian tambah NaOH berlebih
9.    Dalam tabung reaksi 5 = 0,5 ml larutan + 1 tetes Kl kemudian panaskan
10.    Amati dan catat perubahan pada masing-masing reaksi

b.   Besi(II) Klorida /Ferri Klorida
1.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.    Amati bentuk, warna dan bau sifat higroskopis zat atau bahan tersebut
3.    Larutkan FeCl2 3-4 ml dengan aquades
4.    Bagi larutan FeCl2  ± 0,5 ml ke dalam 6 tabung reaksi
5.    Dalam tabung reaksi 1 = 0,5 ml larutan + 1 tetes Na2S
6.    Dalam tabung reaksi 2 = 0,5 ml larutan + 1 tetes NH4OH  kemudian tambah NH4OH berlebih.
7.    Dalam tabung reaksi 3 = 0,5 ml larutan + 1 tetes NaOH kemudian tambahkan NaOH berlebih.
8.    Dalam tabung reaksi 4 = 0,5 ml larutan + 1 tetes NH4CNS
9.    Dalam tabung reaksi 5 = 0,5 ml larutan  + 1 tetes K4Fe(CN)6
10.    Dalam tabung reaksi 6 = 0,5 ml larutan + 1 tetes AgNO3 dan amati perubahan masing-masing reaksi.

c.    Kalium Kromat (K2CrO4)
1.    Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2.    Amati bentuk, warna dan bau sifat higroskopis zat atau bahan tersebut
3.    Larutkan  K2Cr2O7  3-4 ml dengan aquades
4.    Bagi larutan K2Cr2O7 ± 0,5 ml ke dalam 6 tabung reaksi
5.    Dalam tabung reaksi 1 = 0,5 ml larutan + 1 tetes BaCl2 10 %
6.    Dalam tabung reaksi 2 = 0,5 ml larutan + 1 tetes pb asetat
7.    Dalam tabung reaksi 3 = 0,5 ml larutan + 1 tetes  KCl  kemudian tambahkan sedikit Kl
8.    Dalam tabung reaksi 4 = 0,5 ml larutan + 1 tetes AgNO3 kemudian tambahkan sedikit  HCl encer
9.    Dalam tabung reaksi 5 = 0,5 ml larutan + beberapa tetes HCl encer  kemudian 3 tetes  Na2S
10.    Dalam tabung reaksi 6 = 0,5 ml larutan + 1 tetes HCl encer kemudian 2 ml H2O2 3 %
11.    Amati perubahan masing-masing reaksi

11.    Hasil Pembahasan

v   Timbal asetat / pb asetat (Percobaan reaksi)
Ø  Warna  = putih
Ø  Bentuk = kristal
Ø  Bau      = berbau cuka
Ø  Sifat     = tidak higroskopis

1.        Dalam tabung reaksi 1 = 0,5 ml larutan
a.       1 tetes HCl 4N pb asetat
Pb(CH3COO)2  +  2HCl → pbCl2 ↓ + 2CH3COO↓                              Endapan putih             bau cuka 

Terbentuk endapan, jadi larutan dibagi menjadi 2 perubahan reaksinya sebagai berikut :
·      Bagian pertama larutan ditambah dengan amonia encer, tidak terjadi perubahan reaksinya sebagai berikut :
pbCl2 ↓ + NH4OH → tetap
         putih
·      Bagian kedua dipanaskan lalu didinginkan; Pada saat larutan dipanaskan akan berubah menjadi bening dan endapannya larut dan pada saat larutan didinginkan larutan akan berubah seperti semula (endapan kembali berbentuk) reaksinya sebagai berikut :
            panas                                       dingin 
pbCl ↓      pbCl2 (bening)        pbCl2 
         putih                                                                          putih  

2.        Dalam tabung reaksi 2,  0,5 ml larutan + 1 tetes Na2S  akan terbentuk endapan berwarna hitam. Reaksinya sebagai berikut :
[(CH3COO)2pb]  + Na2S  → pbS    +  2CH3COONa
                                                         Hitam

3.        a.  dalam tabung reaksi 3, 0,5 ml larutan + 1 tetes NH4OH akan terbentuk endapan berwarna putih . Reaksinya    sebagai berikut:
(CH3COO)2 pb + 2NH4OH    pb (OH)2  ↓ Hitam
  2NH4 (CH3OO)
                                                                                                 
b. jika ditambahkan NH4OH berlebih tidak terjadi perubahan. Reaksinya sebagai berikut:
pb (OH)2     +  NH4OH     tetap

4.        a. dalam tabung reaksi 4, 0,5 ml larutan + 1 tetes NaOH terbentuk endapan berwarna putih. Reaksinya sebagai berikut :
(CH3COO)2  pb  +  NaOH    pb (OH)2  ↓ Putih                                                                     + 2CH3COONa

b.  jika ditambah NaOH berlebih tidak terjadi perubahan. Reaksinya sebagai berikut:
pb(OH)2    +  NaOH    tetap
                     putih

5.        a. dalam tabung reaksi 5, 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan Kl terbentuk endapan  berwarna kuning. Reaksinya sebagai berikut:
(CH3COO)2 pb  +  2 Kl    pbCl2  ↓ Kuning
  +  2 K (CH3COO)
                                                                               
b. jika larutan dipanaskan perlahan-lahan dan didinginkan kembali saat dipanaskan endapan larut.

v    Besi (II) klorida /Ferri Klorida (Percobaan II)
Ø Bentuk = serbuk
Ø Warna  = coklat
Ø Bau       = tidak ada
Ø Sifat      = tidak higroskopis
1.        Dalam tabung reaksi 1, 0,5 ml larutan  + 1 tetes Na2S  terbentuk endapan berwarna hitam . Reaksinya sebagai berikut:
FeCl2   +   Na2S     FeS ↓ 2 NaCl
                                                  Endapan hitam

2.        a. dalam tabung reaksi 2, 0,5 ml larutan + 1 tetes NH4OH terbentuk endapan hijau tua,reaksinya sebagai berikut:
FeCl2  +  Na2S    FeS ↓ +  2 NaCl
                                                  Endapan hitam

b.  jika ditambah NH4OH berlebih  endapan berubah menjadi coklat, reaksinya sebagai berikut:
Fe (OH)2    +  2 NH4Cl    FeCl2 + NH4OH 
             Endapan coklat

3.        a. Dalam tabung reaksi 3, 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan NaOH terbentuk endapan orange. Reaksinya sebagai berikut:
FeCl2 + 2 NaOH    Fe (OH)2 ↓ 2 NaCl
                                                                 Endapan coklat

b. jika ditambah NaOH berlebih terbentuk endapan coklat muda
Fe (OH)2  + NaOH    terbentuk endapan berwarna orange
4.        Dalam tabung reaksi 4, 0,5 ml larutan + 1 tetes NH4CNS larutan berwarna merah
FeCl2  +  2 NH4 (NS)    Fe (CNS)2  ↓ + 2 NH4Cl
                                                                                       Merah

5.        Dalam tabung reaksi 5, 0,5 ml larutan + 1 tetes K4Fe (CN)6 terbentuk endapan biru tua, reaksinya sebagai berikut:
4 FeCl2  +  2 K4Fe (CN)6    ↓ [Fe (CN)]2 + 8 KCl
                                                         Endapan biru tua

6.        Dalam tabung reaksi 6, 0,5 ml larutan + 1 tetes AgNO3 terbentuk endapan putih, reaksinya sebagai berikut:
FeCl2  +  2 AgNO3    Fe (NO)2  + 2 AgCl ↓
                                                                                              Endapan putih

v    Kalium Kromat ( K2Cr2O7)   (Percobaan III)
Ø     Bentuk     = Serbuk
Ø     Bau           = Tidak berbau
Ø     Warna      = Orange
Ø     Sifat          = Tidak higroskopis
1.        Dalam tabung reaksi 1, sedikit kalium kromat + 1 tetes BaCl2 10 % terjadi perubahan warna bening dan endapan berwarna kuning muda
K2Cr2O7 + BaCl2     BaCrO7 ↓ + KCl
                                                                     Kuning

2.        Dalam tabung reaksi 2, sedikit kalium kromat + 1 tetes pb asetat terbentuk endapan kuning , reaksinya sebagai berikut:
K2Cr2O7 + (CH3COO)2 pb      pbCrO4
                                                                                     Endapan kuning

3.        Dalam tabung reaksi 3, sedikit kalium kromat +  1 tetes HCl terdapat tidak ada perubahan kemudian ditambahkan sedikit Kl terbentuk endapan merah tua.
K2Cr2O7  +  2 HCl      H2Cr2O7  + KCl   tidak ada perubahan
H2Cr2O7  +  Kl      terbentuk endapan merah bata


4.        Dalam tabung reaksi 4, sedikit kalium kromat + 1 tetes AgNO3 terbentuk endapan kuning tua kemudian ditambah sedikit  HCl encer terjadi perubahan endapan kuning  muda
K2Cr2O7  +  AgNO3     AgCr2O7   +  2 KNO3
(terbentuk endapan kuning tua)                                      coklat

2 AgCr2O7 +2 HCl →2 AgCl ↓ gumpalan +  2 HCr2O7
(Terbentuk endapan warna kuning muda)                              

5.        Dalam tabung reaksi 5, sedikit kalium kromat + beberapa tetes HCl encer tidak terjadi perubahan kemudian ditambah 3 tetes Na2S terdapat kuning muda dan berbau, reaksinya sebagai berikut:
K2Cr2O7  +  2HCl      2KCl  +  H2Cr2O7
  Terbentuk endapan warna kuning dan berbau

Ditambah 3 tetes Na2S
H2Cr2O7  +  Na2S        tetap
                                             Hijau/biru

6.        Dalam tabung reaksi 6, sedikit kalium kromat + 1 tetes HCl encer  tidak terjadi perubahan  kemudian  ditambahkan  2 ml H2O2  3 % terjadi perubahan warna hijau bening dan ber gelembung
K2Cr2O7  +  2HCl      2KCl  +  H2Cr2O7
Terbentuk endapan warna hijau bening dan terdapat gelembung

Ditambah 2 ml H2O2  3 %
4 H2Cr2O7  +  8 H2O2      tetap
                                                       biru

12.  Kesimpulan                
Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa setiap bahan memiliki karakteristik yang berbeda baik bentuk, warna, bau maupun sifatnya. Dan saat  sample direaksikan dengan reagen-reagen tertentu maka hasilnya dapat di amati perubahan yang terjadi pada sample tersebut, seperti terbentuknya endapan, timbulnya gas dan perubahan warna larutan. Hal ini disebabkan perbedaan masing-masing sifat bahan.

13.  Daftar Pustaka          


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA  ANALITIK

1.    No. Praktikum       : 04
2.    Hari/Tanggal         : Kamis, 3 November 2011
3.    Judul                     : Percobaan Reaksi-reaksi Kimia
4.    Prinsip                   : Sejumlah bahan/zat kimia sifat-sifat fisikanya,
                                kemudian dimasukkan ke dalam 6 tabung reaksi.
Masing-masing tabung ditambahkan reagen/pereaksi, diamati perubahan yang terjadi.
5.    Metode                  : Analisa Pendahuluan dan Reaksi-reaksi Kimia
6.  Alat                        :  1. Tabung Reaksi
                                       2. Rak Tabung Reaksi
                                       3. Batang Pengaduk
                                       4. Botol Reagen
                                       5. Botol Penangkap Gas
                                       6. Botol Semprot
                                       7. Kapas Pb Asetat
                                       8. Kertas Saring
                                       9. Botol Pereaksi
                                       10. Pipet Tetes
                                       11. Selang
7. Bahan                      :  1. Aquadest
                                       2. Natrium Karnbonat (Na2CO3)
                                       3. Ammonium Klorida (NH4Cl)
                                       4. Natrium Sulfida (Na2S)
                                       5. Arsen Trioksida (As2O3)
8. Reagen                    :  1. Air Kapur
                                       2. Asam Sulfat Encer
                                       3. Timbal Asetat [Pb(CH3COO)2]
                                       4. NaOH Encer
                                       5. HCl Pekat
                                       6. HgCl2
                                       7. Butiran Zeng
9. Dasar Teori              :
Untuk menganalisis suatu zat dapat digunakan pendekatan melalui pengamatan warna, bau, terbentuknya zat reaksi asam basa, redoks dan kompleks. Semua itu bisa terjadi karena kita mereaksikan zat tersebut dengan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi. Pada umumnya terbentuknya endapan, timbulnya gas dan perubahan warna larutan.
Na2CO3 (Natrium Karbonat) dibuat dengan proses Solvay. Metode pembuatan Na2CO3 ini dikembangkan oleh Ernest Solvay (1838-1922) dari Belgia sebagai bahan bakunya adalah batu kapur CaCO3. Na2CO3 digunakan dalam proses pembuatan pilp (bubur kayu), kertas, sabun, detergen, kaca, dan untuk melunakkan air sodah. Natrium Karbonat (juga dikenal sebagai soda cuci atau soda abu), Na2CO3 adalah natrium garam dari asam karbonat. Natrium karbonat dalam negeri terkenal untuk pengguanaan sehari-hari sebagai pelunak air.
Natrium sulfida adalah nama yang digunakan untuk merujuk pada senyawa kimia Na2S, tetapi lebih sering mengacu pada hidrat Na2S.9H2O. Keduannya berwarna larut air garam yang memberikan sangat alkali solusi. Bila terkena udara lembap, Na2S dan hidrat yang memancarkan hydrogen sulfide, yang baerbau seperti telur busuk atau flatus. Na2S terutama digunakan dalam pulp dan industry kertas dalam proses kraft, dalam pengelolaan air sebagai agen scavenger oksigen, dalam industry fotografi untuk melindungi pengembang solusi dari oksidasi, di industry teksil sebagai pemutih, sebagai desulfurising, dan sebagai agen declorinating dan perdagangan kulit untuk menyamakan sulfitisation ekstra digunakan dalam manufaktur kimia sebagai agen sulfonasi dan sulfomethylation, dalam produksi bahan kimia karet, pewarna sulfur dan senyawa kimia lainnya, dalam aplikasi lain termasuk flotasi bijih, pemulihan minyak, pengawet makanan, membuat pewarna, dan detergen. Natrium sulfide sangat alkali dan dapat menyebabkan luka bakar kulit.
Ammonium Klorida (NH4Cl) adalah Kristal putih garam yang agak asam. Ammonium klorida digunakan untuk menghasilkan suhu rendah di mandi pendinginan, sebagai sumber nitrogen dan digunakan dalam pupuk sebagai suplemen pakan untuk ternak dan sebagai bahan dalam media nutrisi untuk ragi dan banyak mikroorganisme. Ammonium oksalat digunakan sebagai ekspektoran dalam obat batuk, sebagai acidifying sistemik agen dalam pengobatan metabolic berat alkalosis, dalam pemuatan asam tes lisan untuk mendiagnosis asidosis tubulus distal ginjal, untuk menjaga urin pada pH asam dalam pengobatan dalam beberapa gangguan saluran kencing.
Arsen trioksida adalah senyawa anorganik, dengan rumus kimia As2O3. Arsen trioksida dapat dihasilkan melalui proses rutin banyak senyawa arsenic termasuk oksidasi (pembakaran) dari arsenic yang mengandung mineral di udara. Arsen trioksida berupa serbuk putih, yang dikenal sebagai warangan, arsen merupakan obat pembasmi tikus yang ampuh. Selain sebagai racun tikus, arsen juga digunakan sebagai herbisida, pestisida, racun semut, bahan cat, keramik, bahan untuk preservasi kayu dan penjernih kaca pasa industri elektronik.

10.Cara Kerja              :
Ø Bahan Natrium Karbonat
1.    Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2.    Mengamati sifat bahan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis.
3.    Dalam tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest.
4.    Botol penangkap gas diberi air kapur [Ca(OH)2].
5.    Memasukkan larutan bahan ke dalam botol pereaksi.
6.    Menambahkan H2SO4 encer dan segera ditutup dengan penutup yang dilengkapi selang yang ujungnya terendam dalam air kapur.
7.    Catat perubahan-perubahan yang terjadi.

Ø Bahan Natrium Sulfida
1.    Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2.    Mengamati sifat bahan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis
3.    Dalam tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest
4.    Botol penangkap gas diberi larutan Timbal Asetat [Pb(CH3COO) 2]
5.    Memasukkan larutan bahan ke dalam botol pereaksi
6.    Menambahkan H2SO4 encer dan segera ditutup dengan penutup yang dilengkapi selang yang ujungnya terendam dalam larutan Pb Asetat
7.    Catat perubahan-perubahan yang terjadi

Ø Bahan Ammonium Klorida
1.    Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2.    Mengamati sifat bahan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis
3.    Dalam tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest
4.    Menambahkan NaOH encer
5.    Segera letakkan diatas permukaan cairan sebuah batang pengaduk yang telah dibasahi dengan HCl pekat
6.    Catat perubahan-perubahan yang terjadi

Ø Bahan Arsen Trioksida
1.    Menyiapkan sebuah tabung reaksi, kapas yang telah direndam dalam larutan Pb Asetat dan dikeringkan, kertas saring yang telah direndam dalam larutan HgCl dan dikeringkan, larutan H2SO4 4N, serta butiran seng.
2.    Mengamati sifat bahaan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis.
3.    Dalam tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest.
4.    Menambahkan 2mL H2SO4 4N dan beberapa butir seng.
5.    Segera letakkan kapas Pb Asetat di mulut tabung.
6.    lalu mulut tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang mengandung HgCl2.
7.    catat perubahan-perubahan yang terjadi.

11.Hasil dan Pembahasan       :          
v  Bahan Natrium Karbonat
Ø Bentuk     : Serbuk
Ø Warna       : Putih
Ø Bau           : Tidak Berbau
Ø Sifat         : Tidak Hidroskopis
Dalam tabung reaksi larutan Na2CO3 dalam 5-6mL aquadest, kemudian memasukkan ke dalam botol penangkap gas dan ditambahkan H2SO4 encer dan segera ditutup dengan penutup yang dilengkapi selang yang ujungnya terendam air kapur. Reaksinya menimbulkan gelembung dan timbul gas, serta larutan air kapur menjadi keruh.
               Na2CO3 + H2SO4 → 2Na+ + CO2 + H2O +
                        CO2 + Ca(OH) 2 → CaCO3 + H2O

v  Bahan Natrium Sulfida
Ø Bentuk     : Kristal
Ø Warna       : Putih
Ø Bau           : Berbau
Ø Sifat         : Hidroskopis
Dalam tabung reaksi larutan Na2S dalam 5-6mL aquadest, kemudian memasukkan ke dalam botol penangkap gas dan ditambahkan H2SO4 ±6 tetes dan segera ditutup dengan penutup yang dilengkapi selang yang ujungnya terendam dalam tabung reaksi yang berisi larutan Pb(CH3COO) 2. Reaksinya menimbulkan gelembung dan timbul gas, serta endapan hitam.
               Na2S + H2SO4 → H2S + + 2Na+
               H2S + Pb(CH3COO) 2 → PbS+ 2 CH3COOH

v  Bahan Ammonium Klorida
Ø Bentuk     : Serbuk
Ø Warna       : Putih
Ø Bau           : Tidak Berbau
Ø Sifat         : Tidak Hidroskopis
Dalam tabung reaksi larutan NH4Cl dalam 5-6mL aquadest, kemudian NaOH encer, segera letakkan atau masukkan batang pengaduk di atas permukaan larutan (batang pengaduk yang telah dicelupkan dalam HCl pekat). Terjadi kabut asap pada permukaan larutan dalam tabung reaksi.
               NH4Cl + NaOH → NH3 + H2O + NaCl
                        NH3 + HCl → NH4Cl {kabut asap putih}

v  Bahan Arsen Trioksida
Ø Bentuk     : Serbuk
Ø Warna       : Putih
Ø Bau           : Tidak Berbau
Ø Sifat         : Tidak Hidroskopis
Dalam tabung reaksi larutan As2O3 dalam 5-6mL aquadest tambahkan H2SO4 4N 2mL dan beberapa butir seng. Segera letakkan kapas Pb Asetat di mulut tabung, lalu tutup mulut tabung reaksi dengan kertas saring yang mengandung HgCl2. Terjadi gelembung-gelembung seperti busa dan kapas berubah menjadi coklat.
               As2O3 + H2SO4 → tetap
         As3+ + 3Zn + 3H+ → AsH3 + 3Zn2+
         2AsH3 + HgCl2 + 6H+ → 2As3+ + 6Cl- + 3H2 + 3Hg2+

12. Kesimpulan           :  ● Setiap bahan atau zat kimia memiliki sifat, warna, bau, dan bentuk yang berbeda-beda dan menjadi ciri-ciri khusus (khas) bagi masing-masing zat.
                                       Setiap zat dapat dianalisa dengan berbagai macam metode khusus, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan serta reaksi kimia yang terjadi. Seperti timbulnya bau, gelembung gas serta terbentuknya endapan.
13. Daftar Pustaka         :       
Archibald dan Claw, Nan. L. (1952). Revolusi Kimia. Ayer Co Pub
Egon, Wikers. (2001). Kimia Anorganik. Elsevier
Harnanto, Ari. (2009). Kimia 3. Jakarta:PT. Setia aji

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA  ANALITIK

1.        No.Praktikum       :  05
2.        Hari / Tanggal      :  Kamis, 1 Desember 2011
3.        Judul                    :  Analisis Kualitatif Pemeriksaan dan Penyelidikan
     Kation – Anion suatu reaksi kimia.
4.        Prinsip                  :  Suatu bahan Kimia yang tidak diketahui kandungan
kation dan anionnya, dianalisa bentuk, warna,bau dan sifat higroskopisnya. Kemudian dilarutkan dengan aquadest, lalu larutan dianalisa dengan reaksi pendahuluan, kemudian dilanjutkan denganpemeriksaan golongan anion dan kation.
5.        Metode                 :  Analisa Kualitatif
6.        Alat                      :   1. Tabung reaksi
                                        2. Rak tabung reaksi
                                        3. Pipet tetes
7.   Reagen                  :   1. H2SO4                       6. NH4OH       11. KBr
                                        2. NaOH 4N           7. H2S
                                        3. HCl 4N               8. Na2SO3
                                        4. Na2S                    9. HNO3
                                        5.  NH4Cl                10.AgNO3
8.   Dasar Teori            : 
·      Analisis Kation
Untuk menganalisis Kation, pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion tersebut adalah golongan Klorida (I), golongan Sulfida (II) golongan hidroksida (III), golongan karbonat (IV), dan golongan sisa (V).
Analisis Kualitatif membahas tentang pengidentifikasian zat-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan utama analisi kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur (underwood, 1986). Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari klorida,sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut terhadap beberapa reagensia (vogel, 1990).
Golongan-golongan kation memiliki ciri-ciri khas, yaitu    :
v Golongan I      :  membentuk endapan dengan Asam Klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini adalah timbal,raksa dan perak.
v Golongan II    :  membentuk endapan dengan hydrogen sulfide
Dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang termasuk
   golongan ini adalah merkurium (II), tembaga, cadmium,
   bismuth, stibium, dan timah.
v Golongan III   :  membentuk endapan dengan ammonium sulfide
dalam suasana netral. Kation Golongan ini adalah nikel, besi,kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
v Golongan IV   :  membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida dalam suasana
  netral atau sedikit asam.
v Golongan V    :  disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi
dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya. Ion kation yang termasuk dalam golongan ini adalah
                                magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium dan
                                hydrogen (vogel,1990).
·      Analisis Anion
Kemungkinan adanya anion dapat diperkirakan dengan mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan sampel pada percobaan terdahulu yaitu percobaan analisis kation. Pengujian antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat yang mampu mendesak anion lemah keluar senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat akan keluar  dan terurai menjadi air dan gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat.
Dengan memperhatikan daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan dan pelarut lain. Jenis anionyang terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk mendeteksi anion tidak diperlukanmetode sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan dalam golongan-golongan utama bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun ini hanya dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini (vogel 1985).
Proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam proses yang melibatkan identifikasi produk-produk yang mudah menguap dan proses yang bergantung pada reaksi-reaksi dalam larutan (vogel 1985). Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan menurut urutan         :
a.          Uji sulfat
b.          Uji untuk zat pereduksi
c.          Uji untuk zat pengoksid
d.         Uji dengan larutan perak nitrat
e.          Uji dengan larutan kalsium klorida
f.           Uji dengan larutan besi (III) klorida.
                 Untuk keperluan sampel didihkan dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis semua ion logam mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda (ES) dipakai untuk pengujian anion.  Kelompok Nitrat, Kelompok sulfat, kelompok halogenida.



9. Cara Kerja               :
§   Sampel 1
v  Pemeriksaan Pendahuluan
Ø Bentuk   :  Kristal
Ø Warna    :  Putih
Ø Sifat       :  Higroskopis
Ø Bau        :  Cuka

1.        Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
·        Tabung 1, tetesi H2SO4                  Timbul gas dan berbau asetat
·        Tabung 2, tetesi NaOH              Terdapat endapan putih dan tidak berbau

v  Pemeriksaan Kation
1.        Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 ml aquades dalam tabung reaksi
·        Tetesi HCl, larutkan                Terbentuk endapan putih
·        Tetesi 1 Tetes K2CrO4            Terbentuk endapan kuning
·        Tetesi 1 tetes H2SO4                     Terbentuk endapan putih
·        Tetesi H2S                   Terbentuk endapan hitam

Setelah 4 tahap pemeriksaan kation, setelah ditambahkan beberapa reagen dapat diidentifikasi bahwa sampel 1 mengandung unsur Pb2+

v  Pemeriksaan Anion
1.        Sedikit zat / bahan sampel yang akan diamati ditambah H2SO4. Amati perubahan yang terjadi.
Hasilnya   :  Terbentuk endapan putih dan berbau cuka

Jadi, sampel tersebut mengandung anion asetat.


v  Kesimpulan
Dalam bahan tersebut mengandung    :
Kation : Pb2+  (Timbal)
Anion  : Asetat
Maka dapat dipastikan bahwa Sampel tersebut adalah Pb Asetat.

§    Sampel 2
v  Pemeriksaan Pendahuluan
·           Bentuk            :  Serbuk
·           Warna             :  Biru
·           Sifat                :  Tidak Higroskopis
·           Bau                 :  Tidak Berbau

1.        Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o    Tabung 1, tetesi H2SO4                   Tidak ada  reaksi
o    Tabung 2, tetesi NaOH              Tidak ada reaksi

v  Pemeriksaan Kation
       Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 ml aquades dalam tabung reaksi.
o    tetesi HCl                    Tidak ada reaksi
o    tetesi Na2S               Terjadi endapan
       maka dapat didentifikasi zat tersebut mengandung Cu, untuk membuktikannya bahan tersebut ditambah asam asetat, kemudian setetes K4Fe(CN)6 terbentuk endapan merah coklat.
       Reaksi    :  2 Cu2+  +  { Fe(CN)6 }4-                 Cu2 { Fe(CN)6 }
                                                                                                Merah coklat
Jadi dipastikan bahwa zat tersebut mengandung kation Cu2+.

v  Pemeriksaan Anion
Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 ml Aquades dalam tabung reaksi.
o   Tetesi H2SO4 encer                  Tidak ada reaksi (mungkin sulfat)
Untuk membuktikan, apakah larutan mengandung sulfat atau tidak, maka :
o   Larutan diasamkan dengan HCl
o   Tetesi BaCl2                Terbentuk endapan berwarna putih
Jadi, dipastikan sampel tersebut mengandung anion sulfat


v  Kesimpulan         :  Dalam sampel tersebut mengandung  :
                           Kation          :  Cu2+
                                    Anion           :  SO42-
Maka dipastikan bahwa sampel tersebut adalah CuSO4.

§  Sampel 3
v Pemeriksaan Pendahuluan
·          Bentuk :  serbuk
·          Warna  :  Putih
·          Bau      :  Tidak Berbau
·          Sifat     :  Tidak Higroskopis

1.        Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o    Tabung 1, tetesi H2SO4                   Tidak ada  reaksi
o    Tabung 2, tetesi NaOH              Tidak ada reaksi

v  Pemeriksaan Kation
1.        Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi.
o    Tetesi HCl                Tidak ada  reaksi
o    Tetesi H2S             Tidak ada reaksi
o    Didihkan, tetesi 2-3 tetes NH4Cl +  NH4OH sampai basa                  Tidak ada reaksi
o    Didihkan, tetesi H2S (suasana basa)                terbentuk endapan putih
       Setelah dilakukan pemeriksaan kation, dapat diidentifikasi sampel mengandung unsur Zn2+.
Reaksi        :  Zn2+  +  S-            ZnS
                                                                Putih
v  Pemeriksaan Anion
       Sedikit bahan sampel yang akan diamati ditambah HCl, kemudian ditambah BaCl2. Hasilnya :  terbentuk endapan putih.
       Berarti sampel tersebut mengandung ion sulfat.

v  Kesimpulan                     :  Sampel tersebut mengandung :
                        Kation :  Zn2+
                               Anion  :  SO42-
            Maka dapat dipastikan bahwa sampel tersebut adalah ZnSO4

§   Sampel 4
v  Pemeriksaan Pendahuluan
·          Bentuk             :  Kristal
·          Warna              :  Putih
·          Bau                  :  Tidak berbau
·          Sifat                 :  Tidak Higroskopis

1.        Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o    Tabung 1, tetesi H2SO4                   Tidak ada  reaksi
o    Tabung 2, tetesi NaOH              Tidak ada reaksi
                                                        
v  Pemeriksaan Kation
1.        Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi.
o    Tetesi HCl              Tidak ada  reaksi
o    Tetesi Na2S          Tidak ada reaksi
o    Didihkan, tetesi 2-3 tetesi NH4Cl  +  NH4OH sampai basa                Tidak ada reaksi
o    Tetesi H2S          Tidak ada reaksi
o    Tetesi NH4Cl  +  NH4OH  +  Na2CO3            Terjadi endapan putih

       Setelah dilakukan pemeriksaan kation, dapat diidentifikasi sampel mengandung unsur Ba2+.
       Reaksi      :  Ba2+  +  SO42-                  BaSO4
                                                                                     Putih
v  Pemeriksaan Anion
       Sedikit larutan dalam tabung reaksi ditambah HNO3 (suasana asam), ditambah AgNO3                       terbentuk endapan putih
Kemudian ditambahkan NH4OH  +  KBr           terbentuk endapan putih kekuningan (klorida positif).
Maka dapat dipastikan bahwa bahan tersebut mengandung Cl-.

v  Kesimpulan         :  Sampel tersebut mengandung          :
               Kation          :  Ba2+
               Anion           :  Cl-
       Maka dapat dipastikan bahwa sampel tersebut adalah BaCl2.

10. Kesimpulan           :
       -   Setiap bahan yang belum diidentifikasi membutuhkan pemeriksaan
           pendahuluan dan pemeriksaan spesifik golongan untuk menentukan anion
           dan kation yang terkandung didalamnya.
v Dalam pemeriksaan pendahuluan, harus sangat teliti dan harus peka terhadap gas yang timbul. Begitu juga dengan pemeriksaan golongan, baik kation maupu anion.
11. Daftar Pustaka      :
Svehla,1979.vogel Bagian I Analisis Anorganik Kualitatif.Jakarta :  PT.Kalman Media pustaka
Svehla,1985.vogel Bagian II Analisis Anorganik Kualitatif.Jakarta :  PT.Kalman Media pustaka
http : //www.blogspot.com/kuliah-analisis-kualitatif : anion-kation/
http : //www.blogspot.com/analisis-kualitatif-terbatas-golongan/


LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK

1.      No.Praktikum        :  06
2.      Hari / Tanggal       :   5 Januari 2012
3.      Judul                     :   Analisis Kualitatif Pemeriksaan dan Penyelidikan Kation dan Anion suatu reaksi kimia.
4.      Prinsip                   :  Suatu bahan kimia yang tidak diketahui kandungan anion dan kationnya. Dianalisa bentuk,warna,bau dan sifat higroskopisnya. Kemudian dilarutkan dengan aquades, lalu larutan dianalisa dengan reaksi pendahuluan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan golongan anion dan kation.
5.      Metode                  :  Analisa kualitatif (penentuan golongan).
6.      Alat                       :  a. Tabung
                                 b. Rak Tabung Reaksi
                                 c. Pipet tetes
7.      Reagen                  :  a. H2SO4  6N                        f. NH4Cl          k. KBr
                                           b. NaOH 4N             g. NH4OH
                                 c. HCl 4N                 h. K2CrO4
                                       d. Na2S                     i. H2S
                           e. BaCl                     j. Na2CO3
8.      Dasar Teori                        :
            Analisa Kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik. Kedua peraksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion atau kation suatu larutan.
            Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation paling umum adalah asam klorida (HCl), Hydrogen sulfida (H2S), ammonium sulfat dan ammonium karbonat.
            Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak, sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sistematik kation. Namun, skema yang digunakan dalam anion tidak sistematik bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
            Didalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya           :
a.       Golongan I            :  Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam
                                 klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb2+ , Ag+ , Hg+ .
b.      Golongan II          :  Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida,
                                 tetapi membentuk endapan dengan hydrogen sulfida
                                 (H2S) atau dengan natrium sulfida (Na2S) dalam
                                 suasana asam mineral encer, ion golongan ini adalah
                                 Hg+ , Bi3+ , Cu2+, Cd2+, As3+, Sb3+, Sn2+ .
c.       Golongan III         :  Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida
                                 encer maupun dengan H2S dalam suatu suasana asam
                                 mineral encer. Namun, kation ini membentuk endapan
                                 dengan ammonium sulfida dalam suasana netral /
                                 ammoniakal. Kation golongan ini Ca2+, Fe3+, Al3+, Cr3+,
                                 Mn2+, Zn2+.
d.      Golongan IV         :  Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III,
                                 kation ini membentuk endapan dengan ammonium
                                 karbonat dengan adanya ammonium dalam suasana
                                 netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba2+ ,
                                 Ca2+, Sr2+.
e.       Golongan V          :  Kation – kation yang umum, yang tidak bereaksi
                                 dengan reagensia-reagensia golongan sebelumnya,
                                merupakan golongan kation yang terakhir. Kation
                                golongan ini meliputi Mg2+, K+, NH4+ .
Untuk anion dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya          :
1.      Anion sederhana seperti          : O2-, F-, CN-
2.      Anion Okso seperti                 : NO3- , SO42-
3.      Anion primer okso seperti silihat, borat, atau fosfat terkondensasi
4.      Anion kompleks halida seperti tafe dan kompleks anion yang berbasis seperti oksalat.
Reaksi-reaksi dalam anion ini akan dipelajari secara sistematik untuk memudahkan reaksi dalam asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat, format, oksalat, sitrat, calisilat, benzoat dan saksinat.

9.      Identifikasi Bahan                        :
§  Sampel 1 dan 3
·      Pemeriksaan Pendahuluan
-               Bentuk     :  Kristal
-               Warna                   :  Putih
-               Bau                       :  Tidak berbau
-               Sifat                     :  Tidak Hogroskopis

1.         Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o           Tabung 1, tetesi H2SO4                    Tidak ada  reaksi
o  Tabung 2, tetesi NaOH              Terbentuk endapan berwarna coklat kemerahan

·      Penyelidikan Kation
1.      Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 mlm aquades dalam tabung reaksi.
o   Tetesi HCl 6N, larutkan             Tidak ada reaksi
o   Tetesi Na2S                                 Tidak ada reaksi
o   Tetesi NH4Cl + NH4OH             Terbentuk endapan putih
o   Tetesi NH4OH                            Terbentuk endapan putih
o   Tetesi NaOH + Alizarin-5 0,1 % + CH3COOH             terbentuk endapan merah
       Reaksi         :   Al3+  +  3OH-            Al (OH)3
                                                                                         Putih
                                          Al3+  +  CH3COO-               Al (CH3COO)
                                                                                                            Merah
                 Jadi, sampel tersebut mengandung kation Al3+.


·      Penyelidikan Anion
1.      Sedikit larutan ditambah HNO3 berlebih, kemudian ditambah AgNO3.
Hasil          :  Tidak ada reaksi
2.      Sedikit larutan ditambah dengan HCl 6N 1-2 tetes, kemudian ditambah BaCl2 1 tetes.
Hasil          : Terbentuk endapan berwarna putih

Reaksi       :  SO42-  +  Ba2+              BaSO4
                                                                           Putih
·      Kesimpulan             :
   Kation          :  Al3+
   Anion           :  SO42-
Jadi, sampel tersebut adalah Al2(SO4)3.

§  Sampel 2
·                           Pemeiksaan pendahuluan
-     Bentuk     : Cair
-     Warna       : Orange / Jingga
-     Bau           : Tidak ada
-     Sifat         : Tidak Higroskopis
1.      Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o           Tabung 1, tetesi H2SO4                    Tidak ada  reaksi
o  Tabung 2, tetesi NaOH              Terbentuk endapan berwarna coklat

·      Penyelidikan Kation
1.  Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 mlm aquades dalam tabung reaksi.
o   Tetesi HCl 6N, larutkan             Tidak ada reaksi
o   Tetesi Na2S                                 Tidak ada reaksi
o   Tetesi NH4Cl + NH4OH             Terbentuk endapan coklat kemerahan
o   Tetesi NH4CNS                          Terbentuk endapan merah kecoklatan
Reaksi             :  4 Fe3+  +  3 OH-             Fe (CNS)3
                                                                                    Coklat kemerahan
            Jadi, sampel tersebut mengandung kation Fe3+

·      Penyelidikan Anion
1.      Sedikit larutan ditambah dengan HNO3 2N sampai suasana asam, kemudian ditambah AgNO3 bila terbentuk endapan.
Hasil          : Terbentuk endapan putih
2.      Dalam tabung reaksi tambahkan NH4OH, bila endapan putih larut, tambahkan larutan KBr
Hasil          : Terbentuk endapan putih kekuningan
Jadi, sampel tersebut mengandung anion klorida

·      Kesimpulan                :
Kation             :  Fe3+
Anion              :  Cl-
Jadi, sampel tersebut adalah FeCl3.

§  Sampel 4
·      Pemeriksaan Pendahuluan
-     Bentuk        : Serbuk
-     Warna         : Putih
-     Bau             :  Tidak berbau
-     Sifat            :  Higroskopis

1.      Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o           Tabung 1, tetesi H2SO4                    Tidak ada  reaksi
o  Tabung 2, tetesi NaOH              Tidak ada reaksi

·      Pemeriksaan Kation
2.      Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi.
o           Tetesi HCl                Tidak ada  reaksi
o           Tetesi Na2S          Tidak ada reaksi
o  Tetesi 2-3 tetesi NH4Cl  +  NH4OH                Tidak ada reaksi
o Tetesi H2S             Tidak ada reaksi
o    Tetesi NH4Cl  +  NH4OH  +  Na2CO3           Terjadi endapan putih
Larutan diidentifikasi dengan menambahkan ammonium oksalat.
Hasil              :  Terbentuk  endapan putih

         Setelah dilakukan pemeriksaan kation, dapat diidentifikasi sampel mengandung unsur Ca2+.

·      Pemeriksaan Anion
-        Kelompok Halida
1.    Sedikit larutan ditambah HNO3 berlebih kemudian ditambah AgNO3
Hasil       : Terbentuk endapan putih
-        Identifikasi klorida (Cl-)
1.    Sedikit larutan ditambah NH4OH berlebih kemudian ditambah KBr.
Hasil       : Terbentuk endapan putih kekuningan.
Jadi, sampel tersebut mengandung unsur Cl-.

·      Kesimpulan                :
Kation             : Ca2+
Anion  : Cl-
Jadi, sampel tersebut adalah CaCl2.

10.   Kesimpulan          :
·         Setiap bahan yang belum diidentifikasi, membutuhkan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan spesifik golongan untuk menentukan kation dan anion yang terkandung di dalamnya.
·         Dalam pemeriksaan pendahuluan, harus sangat teliti dan peka terhadap kemungkinan gas yang timbul.
·         Pemeriksaan golongan harus dilakukan dengan sangat teliti dan harus berhati-hati.

11.  Daftar Pustaka      :
http : //www.blogspot.com/kuliah-analisis-kualitatif-anion-kation
http : //www.blogspot.com/analisis-kualitatif-terbatas-golongan