LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
1. No.
praktikum : 01
2. Hari/tanggal : Kamis, 29 september 2011
3. Judul : Perubahan reaksi-reaksi kimia
4. Tujuan : 1.Untuk mengetahui dan mengidentifikasi karakteristik suatu zat.
2.Untuk
mengetahui reaksi-reaksi kimia yang terjadi saat percampuran
suatu bahan kimia yang satu dengan yang lain.
5.
Prinsip kerja :
Suatu
zat/bahan kimia dianalisa bentuk , warna , bau serta sifatnya. Kemudian melarutkannya dengan air suling .
lalu dibagi menjadi 6 bagian dalam tabung dengan volume yang sama lalu menambahkan kedalam masing-masing
tabung reaksi dengan reagen-reagen tertentu.
6. Metode : Analisa pendahuluan dan reaksi-reaksi kimia.
7. Alat : 1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Botol semprot
4. Pipet penetes
5. Batang pengaduk.
8. Bahan : 1. Barium klorida (Bacl2)
2. Tembaga sulfat (CuSo4. 5H2O)
3. Aquadest
9. Reagen : 1. NH4OH 5. Na2SO4 9. Na2co3
2.
N4OH 6. AgNO3 10. K4Fe (CN)6
3.
K2Cro4 7. KI
4.
H2So4 8. KCN
10. Dasar
teori :
Analisa kualitatif adalah
bagian ilmi kimia yang menyelidiki
penentuan komponen-komponen pembentuk
suatu at (bahan) tertentu. Anailis kualitatif dibagi menjadi 4 langkah yaitu :
pemeriksaan pendahuluan , pemeriksaan golongan , pemeriksaan anion&kation
.pemeriksaan pendahuluan merupakan langkah penting. Karena terkadang zat yang
akan diselidiki dapat ditemukan dengan pemeriksaan golongan danpemeriksaan
pendahuluan yang terdiri dari:
1) Bentuk
dan warna zat
Amati apakah zat yang
akan diselidiki berada dalam bentuk larutan atau at padat. Masing-masing ion
dalam larutan akan memberikan warna yang khas.
2) Bau
zat
Mengenai bau , jangan
sekali-kali mendekatkan muka(hidung) pada zat tersebut , tetapidikipas-kipaskan
kehidung.
3) Sifat
higroskopis atau tidak
Ada beberapa at yang mempunyai sifat
mudah menyerap uap air (higroskopis)
Adapun
dalam percobaan kali ini membahas tentang :
A). Barium klorida (Bacl2)
Barium adalah logam putih perak, dapat ditempa dan dilihat, yang stabil
dalam udara kering. Barium dapat breaksi dngan air dalam udara yang
lembab, membentuk oksida atau hidroksida
Ba
+ 2H2O → Ba2+ H2↑+
2OH ̄
B). Tembaga sulfat (cuso4.5H2o)
Tembaga
sulfat dapat menghambat listrik dengan barium . tembaga sulfat bersifat
higroskopis (mudah menyerap uap air). Biasanya senyawa tembaga sulfat berwarna
biru.
11. Cara
Kerja : a). Barium klorida (Bacl2)
1). Larutan Bacl2 dalam air suling
sebanyak 3-4ml. Masukkan dalam tiap-tiap
tabung reaksi .
2). Pada tabung 1
ditetesi Naoh sebanyak 1 tetes. Setelah itu dimasukkan Naoh sebanyak 5-10 tetes
3). Pada tabung 2
ditetesi K2CrO4 sebanyak 2 tetes Setelah
itu dimasukan K2CrO4 sebanyak 4 tetes
4). Pada tabung 2
ditetesi H2So4 sebanyak2 tetes . Setelah itu dimasukkan H2So4 sebanyak 6 tetes.
b).
Tembaga Sulfat ( CuSo4.5H2O)
1). Larutkan Cuso4 dalam
air suling sebanyak 3-4 ml.
Masukkan dalam tiap-tiap tabung reaksi.
2). Pada
tabung 1 ditetesi NH4oH sebanyak 1 tetes.
Setelah
itu ditetesi NH4oH sebanyak 6 tetes.
3). Pada tabung 2 ditetesi NH4OH
sebanyak 1 tetes.
Setelah
itu ditettesi NaoH sebanyak 6 tetes.
4). Pada tabung 2 ditetesi NaoH sebanyak
6 tetes.
Setelah
itu ditetesi Na2S sebanyak 6 tetes.
5).
Pada tabung IV ditetesi KI sebanyak 1 tetes
Setelah
itu ditetesi KI sebanyak 6 tetes.
6). Pada tabung v ditetesi K4FeccN)6 sebanyak
1 tetes.
Setelah itu KCN sebanyak 6 tetes
12. Hasil
Percobaan :
A).BaCl2
1). BaCl2+NaoH→Ba(OH)2+ 2 Nacl
Sifat
fisik : cair
Warna :
1 tetes berwarna keruh , 7 tetes berwarna
putih
Endapan :
putih
2).
Bacl2+K2Cro4→Bacro4+2 kcl
Sifat
fisik : cair
Warna : 1 tetes berwarna kuning muda ,
4 tetes berwarna kuning muda
Endapan : kuning
3).
Bacl2+H2So4→BaSO4+2HCl
Sifat fisik :
cair
Warna :
1 tetes berwarna putih keruh, 6 tetes berwarna putih susu
Endapan : putih
4).
Bacl2+Na2Co3→BaCCo3+2HCl
Sifat fisik : cair
Warna : 1 tetes berwarna putih susu
,6 tetes berwarna bening
Endapan : putih
5).
BaCl2+AgNo3→Ba(NO)3+2AgCl
Sifat fisik :
cair
Warna :
1 tetes berwarna putih keruh , 6 tetes berwarna putih keruh
Endapan :
putih
B).
CuSO4
1).
CuSo4.5H2O+NH4OH→CuCOH2)2 + (NH4)2 SO4
Sifat fisik : cair
Warna : 1 tetes berwarna hijau muda , 6 tetes berwarna biru tua .
Endapan :
putih , tidak ada
2).
CuSO4.5H2O+NAOH→CU(OH)2 Na2SO4
Sifat fisik : cair
Warna : 1 tetes berwarna biru tua
Endapan : biru
3).
CuSO4.5H2O+Na2S→CuS2+Na2SO4
Sifat fisik :
cair
Warna :
1 tetes berwarna hijau tua
Endapan :
hijau
4).
CuSO4.5H2O+KI→CUI+K2SO4
Sifat fisik :
cair
Warna : 1 tetes berwarna coklat
Endapan :
coklat
5).
CuSO4.5H2O+KIFe→CU2(FeCN)6+ K2SO4
Sifat fisik : cair
Warna :
1 tetes berwarna coklat tua
Endapan :
coklat
6).
CuSO4.5H2O+KCN→Cu(CN)2+K2SO4
Sifat fisik :
cair
Warna :
1 tetes berwarna biru
Endapan :
biru
13. Pembahasan :
Sebelum melakukan
pengenceran diperlukan persiapan bahan-bahan yang akan digunakan untuk
mengambik BaCl2 dan CuSO4 menggunakan batang pengaduk. Diprlukan pengadukan
yang cukup lama karena larutan BaCl dan CuSO4 berbentuk Kristal. Pemindahan
larutan sebaiknya dilakukan dengan menggunakan pipet ukur dan bola hisap agar
volume lebih tepat jika tidak menggunakan pipet ukur dapat langsung menuangkan
kesuatu wadah.
14. Kesimpulan :
Dari percobaan reaksi diatas .
masing-masing tiap larutan ada yang mengalami perubahan warna dan terbentuk
endapan , namun ada pula yang tidak mengalami petubahan warna , serta tidak
terbentuk endapan selain itu , ada yang berbau ada juga yang tidak.
15. Daftar
Pustaka :
Harmanto, Ari. 2000. Kimia 3. Jakarta: Setia Aji
Svehla, S. 1985. Vogel Bagian 1. Jakarta: Kalman Media Pustaka
www.wikipedia.org
LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA
ANALITIK
1.
No.Praktikum : 02
2. Hari/tanggal
: Kamis,13 Oktober 2011
3.
Judul :
Percobaan Reaksi-reaksi kimia
4. Prinsip :
1. Menganalisa bentuk,warna ,bau,serta
sifat
higroskopis terlebih dahulu.
2. Kemudian
melarutkan 3-4 ml aquadest lalu dibagi menjadi
6 bagian kedalam tabung reaksi.
3. Menambahkan reagen
berbeda antara tabung satu dengan yang lain kedalam tabung reaksi.
5.
Metode :
Analisis Kualitatif (Reaksi pendahuluan)
6.
Alat :
01. Tabung reaksi
02.
Rak tabung
03.
Pipet tetes
04. Botol semprot
7. Bahan : a. Seng Sulfat (ZnSO4)
b.
Perak Nitrat (AgNO3)
c.
Aquadest
8. Reagen : 1.Na2S 6.BaCl2 11.HCL encer
2.NH4OH 7.K2CrO4
3.NaOH 8.H2SO4
4.K4Fe(CN)6 9.Na2CO3
5.Na2HPO4 10.AgNO3
9. Dasar
Teori :
a)
Seng Sulfat (ZnSO4)
Seng
(Zink) adalah logam putih kebiruan yang dapat melebur pada suhu 40o C
dan mendidih pada suhu 906oC.
Logamnya
murni,larut lambat sekali dalam asam dan alkali adanya zat-zat pencemar atau
kontak dengan platinum atau tembaga dapat mempercepat reaksi.Adapun
reaksi-reaksi dari ion seng.
01.
Apabila ditambahkan larutan Amonia akan
terbentuk endapan putih Zink Hidroksid yang mudah larut dalam reagensia
berlebih
Zn2+
+ 2NH3 + 2H2O↔Zn(OH)2↓+2NH4+
Zn(OH)2↓+4NH4↔[Zn(NH3)4]2++2OH-
02.
Apabila di tambahkan NaOH akan
terbentukendapan seperti gelatin yang putih yaitu Zink Hidroksida:
Zn2+ +2OH-↔
Zn(OH)2↓.Endapan larut dalam reagen berlebih Zn(OH)2↓+2OH-
↔ [Zn(OH)4]2- dengan kompsisi yang berbeda-beda
jika di tambah dengan reagen berlebih.
03.
Apabila di tambah K4Fe(CN)6
akan terbentuk endapan putih dengan komposisi yang berbeda-beda jika di tambah
reagen berlebih.
04.
Apabila di tambah larutan BaCl2 maka
akan terbentuk endapan putih BaSO4 .
b)
Perak Nitrat (AgNO3)
Larutan perak nitrat bisa digunakan untuk
menentukan halogen apa yang terdapat pada sebuah halogenalhana.Perak adalah
logam yang putih.perak dapat melebur pada suhu 906,5oC.Perak tidak
dapat larut dengan asam Klorida,asam sulfat Encer atau Asam nitrat
encer.Senyawa perak nitrat adalah senyawa yang mudah larut dalam air.Adapun
reaksi-reaksi dari ion perak :
01.
Apabila ditambahkan larutan asam Klorida
encer maka akan membentuk endapan putih perak klorida
Ag+
+ Cl- ↔ AgCl↓
02. Apabila
ditambahkan Kalium Sianida tetes demi tetes maka akan membentuk endapan putih
perak sianida
Ag+
+ CN- ↔ AgCN↓
Bila KOH di tambahkan berlebih, endapan
hilang karena terbentuk ion-ion disiaenargentat.
AgCN↓
+ CN- ↔ [Ag(CN)2]
03. Apabila
di tambahkan amonia maka akan membentuk endapan coklat perak oksida.
04. Apabila
di tambah Kalium Kromat dalam larutan netral maka akan membentuk endapan merah
perak kromat.
2Ag+ + CrO42-↔Ag2CrO4↓
05. Apabila
di tambah Natrium Karbonat maka akan membentuk endapan coklat perak Oksida
AgCO3↓↔Ag2O↓+CO2↑
10. Cara
Kerja :
a)
Cara kerja denga Seng Sulfat (ZnSO4)
1)
Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan
2)
Amati bentuk ,warna, bau dan sifat
Higroskopis zat tertentu atau bahan tersebut.
3)
Larutan ZnSO4 3-4 ml dengan
aquadest.
4)
Bagi larutan ZnSO4 ±0,5 ml kedalam
6 tabung reaksi.
5)
Dalam tabung reaksi 1 : 0,5 ml larutan +
1 tetes larutan Na2S.
6)
Dalam tabung reaksi 2 : 0,5 ml larutan
+1 tetes NH4OH kemudian tambah NH4OH berlebih.
7)
Dalam tabung reaksi 3 : 0,5 ml larutan +
1 tetes larutan NaOH kemudian tambah NaOH berlebih.
8)
Dalam tebung raksi 4 : 0,5 ml larutan +
1 tetes larutan K4Fe(CN)6.
9)
Dalam tabung reaksi 5 : 0,5 ml larutan +
1 tetes larutan Na2HPO4 kemudian tambahkan sedikit HCl
encer.
10)
Amati dan catat perubahan pada
masing-masing tabung reaksi.
b)
Cara kerja dengan bahan Perak Nitrat
(AgNO3)
1)
Siapkan alat dan bahan yang di butuhkan.
2)
Amati bentuk ,warna, bau dan sifat
Higroskopis zat tertentu atau bahan tersebut.
3)
Larutkan sedikit AgNO3 dalam
3-4 ml Aquadest.
4)
Bagi larutan AgNO3 ±0,5 ml
kedalam 5 tabung reaksi.
5)
Dalam tabung reaksi 1 : 0,5 ml larutan +
1 tetes HCl encer. Kemudian tambahkan HCl berlebih.
6)
Dalam tabung reaksi 2 : 0,5 ml larutan +
1 tetes KCN. Kemudian tambahkan KCN berlebih.
7)
Dalam tabung reaksi 3 : 0,5 ml larutan +
1 tetes NH4OH. Kemudian tambahkan NH4OH berlebih.
8)
Dalam tabung reaksi 4 : 0,5 ml larutan +
1 tetes K2CrO4.
9)
Dalam tabung reaksi 5 : 0,5 ml larutan +
1 tetes Na2CO3.
11. Hasil
dan pembahasan :
vSeng
sulfat (ZnSO4)
Ø Bentuk :
Serbuk
Ø Warna :
putih
Ø Bau : Tidak Berbau
Ø Sifat : Tidak Higroskopis
01. Dalam
tabung reaksi 1 , 0,5ml larutan+ 1 tetes larutan Na2S.
ZnSCu
+ Na2S ↔ ZnS↓ putih +Na2SO4
02. Dalam
tabung reaksi 2, , 0,5ml larutan+ 1 tetes larutan NH4OH.
ZnSO4 + 2NH4OH
↔ Zn(OH)2↓putih +2NH4+ +SO42-
Kemudian
di tambah NH4OH berlebih.
Zn(OH)2
+NH4OH ↔ Zn(NH3)4(OH)2 + H2O
NH4OH
berlebih larutan menjadi bening (↓Larut) dan berbau karena Zink Hidroksida
mudah Larut Dalam NH4OH berlebih dan menghasilkan Tetraminazingkat
(II).
03. Dalam
tabung reaksi 3 , 0,5ml larutan+ 1 tetes larutan NaOH.
ZnSO4
+ 2NaOH ↔ Zn(OH)2↓putih + Na2SO4
Kemudian
di tambahakan NaOH berlebih ,endapan larut
Zn(OH)2
+ 2NaOH ↔ Na2ZnO2 + 2H2O
04. Dalam
tabung reaksi 4, 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan K4Fe(CN)6
2ZnSO4
+ K4Fe(CN)6 ↔ Zn2Fe(CN)6 ↓putih +
2K2SO4
05. Dalam
tabung reaksi 5, 0,5 ml larutan + 1 tetes larutan Na2HPO4
3ZnSO4
+Na2HPO4 ↔ Zn3(PO4)2↓+2Na2SO4+
H2SO4
Kemudian
di tambah sedikit HCl menghasilkan ↓ larut(bening).
Zn3(PO4)2↓+
6HCl ↔ ↓larut bening 3ZnCl2 + 2H3PO4
06. Dalam
tabung reaksi 6, 0,5 ml larutan +1 tetes larutan BaCl2
ZnSO4
+ BaCl2 ↔ ZnCl2 + ↓putihsusuBaSO4
Kemudian
ditambah sedikit HCL
BaSO4+HCl
↔ (tetap)
v Perak
Nitrat (AgNO3)
Ø Bentuk : Kristal
Ø Warna : Putih
Ø Bau :
tidak Berbau
Ø Sifat : tidak Higroskopis
01.
Dalam tabung reaksi 1, 0,5 ml larutan +1
tetes larutan HCl encer
AgNO3+HCl
↔ AgCl↓putih +HNO3
Kemudian
ditambah HCl berlebih
AgCl+HCl
↔ tetap
02.
Dalam tabung reaksi 2, 0,5 ml larutan +1
tetes larutan KCN
AgNO3
+ KCN ↔ AgCN↓putih + KNO3
Kemudian
ditambah KCN berlebih.
03.
Dalam tabung Reaksi 3, 0,5 ml larutan +1
tetes larutan NH4OH
AgNO3
+ NH4OH ↔
Kemudian
ditambah NH4OH berlebih
04.
Dalam tabung Reaksi 4, 0,5 ml larutan +1
tetes larutan K2CrO4
2AgNO3
+ K2CrO4 ↔ Ag2CrO4↓merah bata
+ K2NO3
05.
Dalam tabung Reaksi 5, 0,5 ml larutan +1
tetes larutan Na2CO3
2AgNO3
+ Na2CO3 ↔ Ag2CO3↓putih +
2NaNO3
12.
Kesimpulan :
Dari praktikum
yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa setiap
bahan memiliki karakteristik tertentu.Apabila di reaksikan dengan reagen-reagen
tertentu maka akan terjadi suatu perubahan.Perubahan tersebut dapat berupa
perubahan warna larutan , terbentuknya endapan dan lain sebagainya.Pada ion-ion
tertentu dapat menghasilkan larutan atau warna endapan yang kompleks.Suatu
bahan apabila di reaksikan dengan reagen-reagen tertentu maka terbentuk sebuah
reaksi.
13. Daftar
Pustaka :
Svehla,G.(1985).Buku teks analisis Organik kualitatif makro
dan semimikro.Jakarta : PT.Kalman Media Pustaka
Svehla,G.(1985).Vogel bagian I. Jakarta : PT.Kalman
Media Pustaka
LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
1.
No Praktikum
|
:
|
03
|
2.
Hari/ Tanggal
|
:
|
Kamis, 27 Oktober 2011
|
3.
Judul
|
:
|
Perubahan-perubahan reaksi kimia
|
4.
Prinsip
|
:
|
Suatu zat / bahan kimia dianalisa bentuk,
warna bau, serta sifatnya kemudian melarutkannya dengan air suling lalu
dibagi menjadi enam bagian dalam tabung dengan volume yang sama lalu
menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan reagen-reagen
tertentu.
|
5.
Metode
|
:
|
Analisa Kualitatif
|
6.
Alat
|
:
|
1.Tabung reaksi
2. Rak tabung reaksi
3. Pipet tetes
4. Batang pengaduk
5. Botol semprot
6. Bensen
|
7.
Bahan
|
:
|
1. PB Asetat
2. Besi (II) Klorida / Ferri Klorida
3. Kalium Kromat
4. Aquades
|
8.
Reagen
|
:
|
1. BaCl2
2. Pb Asetat
3. HCl encer
4. KI
5. AgNO3
6. Na2S
7. H2O2 3%
8. NH4OH
9. NaOH
10.KCNS
11.K4Fe(CN)6
|
9.
Dasar Teori
Untuk menggunakan suatu zat dapat melalui
pengamatan warna, bau berbentuk reaksi asam basa, redoks dan kompleks. Semua
itu bias terjadi karena kita mereaksikan zat tersebut dengan mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi pada umumnya berupa terbentuknya endapan,
timbulnya gas dan perubahan warna larutan.
A.
Timbal
Asetat (COH3COO)2P6
merupakan zat
terbentuk Kristal warna putih dan berbau cuka karena berikatan dengan ion
asetat (CH3OO), pb asetat merupakan garam timbal yang sangat
beracun. Logam ini penyebarannya sangat luas dan banyak digunakan diberbagai
industri logam.
Pb asetat dalam
bentuk larutan . Larutan ini sering kali digunakan untuk membuat garam. Pb
asetat impor timbal asetat bersifat
korosif terhadap logam seperti besi, magnet dan seng membentuk hidrogen dan
garam.
B.
Kalium
kromat (K2CrO7 )
Dapat
dibuat dan mengkombinasikan lahan. Bahan kalium dikromat yang diasamkan
dengan asam sulfat encer biasa
digunakan sebagai agen pengoksidasi pada kimia organik. Kalium kromat sangat berbahaya ,tidak mudah terbakar dan
beracun.
C.
Besi(II)Klorida
/Ferri Klorida
Berbentuk
padatan dengan massa molar sebesar
126,751 gram/mol (antidat) dan 198,8102 gram/mol (tetrahidrat). Besi (II)
Klorida mempunyai titik lebur 677 oC
dan titik didih 1023 oC. Besi klorida adalah senyawa kimia dengan
rumus FeCl memiliki titik didih tinggi paramagnetik padat.
|
||
10.
Cara Kerja
a.
PB
Asetat
1.
Siapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan
2.
Amati bentuk, warna dan bau sifat
higroskopis zat atau bahan tersebut
3.
Larutkan pb asetat 3-4 ml dengan
aquades
4.
Bagi larutan pb asetat ± 0,5 ml
ke dalam 5 tabung reaksi
5.
Dalam tabung reaksi 1 = 0,5 ml
larutan + 2-3 tetes HCl
· Bila
dilarutkan terbentuk endapan bagi dua:
a.
Bagian pertambah amonia encer
b.
Bagian lain dipanaskan
perlahan-lahan
6.
Dalam tabung reaksi 2 = 0,5 ml larutan + 1 tetes Na2S
7.
Dalam tabung reaksi 3 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes NH4OH
8.
Dalam tabung reaksi 4 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes NaOH kemudian tambah NaOH berlebih
9.
Dalam tabung reaksi 5 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes Kl kemudian panaskan
10.
Amati dan catat perubahan pada
masing-masing reaksi
b.
Besi(II)
Klorida /Ferri Klorida
1.
Siapkan alat dan bahan yang
dibutuhkan
2.
Amati bentuk, warna dan bau sifat
higroskopis zat atau bahan tersebut
3.
Larutkan FeCl2 3-4 ml
dengan aquades
4.
Bagi larutan FeCl2 ± 0,5 ml ke dalam 6 tabung reaksi
5.
Dalam tabung reaksi 1 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes Na2S
6.
Dalam tabung reaksi 2 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes NH4OH
kemudian tambah NH4OH berlebih.
7.
Dalam tabung reaksi 3 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes NaOH kemudian tambahkan NaOH berlebih.
8.
Dalam tabung reaksi 4 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes NH4CNS
9.
Dalam tabung reaksi 5 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes K4Fe(CN)6
10.
Dalam tabung reaksi 6 = 0,5 ml
larutan + 1 tetes AgNO3 dan amati perubahan masing-masing reaksi.
c.
Kalium
Kromat (K2CrO4)
1. Siapkan
alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Amati
bentuk, warna dan bau sifat higroskopis zat atau bahan tersebut
3. Larutkan K2Cr2O7 3-4 ml dengan aquades
4. Bagi
larutan K2Cr2O7 ± 0,5 ml ke dalam 6 tabung
reaksi
5. Dalam
tabung reaksi 1 = 0,5 ml larutan + 1 tetes BaCl2 10 %
6. Dalam
tabung reaksi 2 = 0,5 ml larutan + 1 tetes pb asetat
7. Dalam
tabung reaksi 3 = 0,5 ml larutan + 1 tetes
KCl kemudian tambahkan sedikit
Kl
8. Dalam
tabung reaksi 4 = 0,5 ml larutan + 1 tetes AgNO3 kemudian tambahkan
sedikit HCl encer
9. Dalam
tabung reaksi 5 = 0,5 ml larutan + beberapa tetes HCl encer kemudian 3 tetes Na2S
10. Dalam
tabung reaksi 6 = 0,5 ml larutan + 1 tetes HCl encer kemudian 2 ml H2O2
3 %
11.
Amati perubahan masing-masing
reaksi
|
||
11. Hasil
Pembahasan
v Timbal
asetat / pb asetat (Percobaan reaksi)
Ø Warna = putih
Ø Bentuk
= kristal
Ø Bau = berbau cuka
Ø Sifat = tidak higroskopis
1.
Dalam tabung reaksi 1 = 0,5 ml
larutan
a. 1
tetes HCl 4N pb asetat
Pb(CH3COO)2 +
2HCl → pbCl2 ↓ + 2CH3COO↓ Endapan putih bau cuka
Terbentuk endapan,
jadi larutan dibagi menjadi 2 perubahan reaksinya sebagai berikut :
· Bagian
pertama larutan ditambah dengan amonia encer, tidak terjadi perubahan
reaksinya sebagai berikut :
pbCl2 ↓ +
NH4OH → tetap
putih
· Bagian
kedua dipanaskan lalu didinginkan; Pada saat larutan dipanaskan akan berubah
menjadi bening dan endapannya larut dan pada saat larutan didinginkan larutan
akan berubah seperti semula (endapan kembali berbentuk) reaksinya sebagai
berikut :
panas
dingin
pbCl ↓ →
pbCl2 (bening)
→ pbCl2 ↓
putih
putih
2.
Dalam tabung reaksi 2, 0,5 ml larutan + 1 tetes Na2S akan terbentuk endapan berwarna hitam.
Reaksinya sebagai berikut :
[(CH3COO)2pb] + Na2S → pbS
↓ + 2CH3COONa
Hitam
3.
a. dalam
tabung reaksi 3, 0,5 ml larutan + 1 tetes NH4OH akan terbentuk endapan berwarna putih
. Reaksinya sebagai berikut:
(CH3COO)2
pb + 2NH4OH → pb (OH)2 ↓ Hitam
2NH4 (CH3OO)
b. jika ditambahkan NH4OH berlebih tidak
terjadi perubahan. Reaksinya sebagai berikut:
pb (OH)2 ↓
+ NH4OH →
tetap
4.
a. dalam tabung reaksi 4, 0,5 ml
larutan + 1 tetes NaOH terbentuk endapan berwarna putih. Reaksinya sebagai
berikut :
(CH3COO)2 pb
+ NaOH → pb
(OH)2 ↓ Putih +
2CH3COONa
b. jika ditambah NaOH berlebih tidak terjadi
perubahan. Reaksinya sebagai berikut:
pb(OH)2 ↓
+ NaOH →
tetap
putih
5.
a. dalam tabung reaksi 5, 0,5 ml
larutan + 1 tetes larutan Kl terbentuk endapan berwarna kuning. Reaksinya sebagai berikut:
(CH3COO)2
pb +
2 Kl → pbCl2 ↓ Kuning
+ 2
K (CH3COO)
b.
jika larutan dipanaskan perlahan-lahan dan didinginkan kembali saat
dipanaskan endapan larut.
v Besi
(II) klorida /Ferri Klorida (Percobaan II)
Ø Bentuk
= serbuk
Ø Warna = coklat
Ø Bau = tidak ada
Ø Sifat = tidak higroskopis
1.
Dalam tabung reaksi 1, 0,5 ml
larutan + 1 tetes Na2S terbentuk endapan berwarna hitam .
Reaksinya sebagai berikut:
FeCl2 +
Na2S → FeS ↓ 2 NaCl
Endapan hitam
2.
a. dalam tabung reaksi 2, 0,5 ml
larutan + 1 tetes NH4OH terbentuk endapan hijau tua,reaksinya
sebagai berikut:
FeCl2 + Na2S →
FeS ↓ + 2 NaCl
Endapan hitam
b. jika ditambah NH4OH
berlebih endapan berubah menjadi
coklat, reaksinya sebagai berikut:
Fe
(OH)2 ↓ + 2
NH4Cl → FeCl2 + NH4OH
Endapan coklat
3.
a. Dalam tabung reaksi 3, 0,5 ml
larutan + 1 tetes larutan NaOH terbentuk endapan orange. Reaksinya sebagai
berikut:
FeCl2 + 2
NaOH →
Fe (OH)2 ↓ 2 NaCl
Endapan coklat
b. jika ditambah NaOH
berlebih terbentuk endapan coklat muda
Fe (OH)2 + NaOH
→ terbentuk endapan berwarna
orange
4.
Dalam tabung reaksi 4, 0,5 ml
larutan + 1 tetes NH4CNS larutan berwarna merah
FeCl2 + 2
NH4 (NS) → Fe (CNS)2 ↓ + 2 NH4Cl
Merah
5.
Dalam tabung reaksi 5, 0,5 ml
larutan + 1 tetes K4Fe (CN)6 terbentuk endapan biru
tua, reaksinya sebagai berikut:
4 FeCl2 + 2
K4Fe (CN)6
→ ↓ [Fe (CN)]2 + 8
KCl
Endapan biru tua
6.
Dalam tabung reaksi 6, 0,5 ml
larutan + 1 tetes AgNO3 terbentuk endapan putih, reaksinya sebagai
berikut:
FeCl2 +
2 AgNO3 → Fe (NO)2 + 2 AgCl ↓
Endapan putih
v Kalium
Kromat ( K2Cr2O7) (Percobaan III)
Ø Bentuk = Serbuk
Ø Bau = Tidak berbau
Ø Warna = Orange
Ø Sifat = Tidak higroskopis
1.
Dalam tabung reaksi 1, sedikit
kalium kromat + 1 tetes BaCl2 10 % terjadi perubahan warna bening
dan endapan berwarna kuning muda
K2Cr2O7
+ BaCl2 →
BaCrO7 ↓ + KCl
Kuning
2.
Dalam tabung reaksi 2, sedikit
kalium kromat + 1 tetes pb asetat terbentuk endapan kuning , reaksinya
sebagai berikut:
K2Cr2O7
+ (CH3COO)2 pb
→ pbCrO4 ↓
Endapan
kuning
3.
Dalam tabung reaksi 3, sedikit
kalium kromat + 1 tetes HCl terdapat
tidak ada perubahan kemudian ditambahkan sedikit Kl terbentuk endapan merah
tua.
K2Cr2O7
+
2 HCl → H2Cr2O7 + KCl
tidak ada perubahan
H2Cr2O7 +
Kl → terbentuk endapan merah bata
4.
Dalam tabung reaksi 4, sedikit
kalium kromat + 1 tetes AgNO3 terbentuk endapan kuning tua
kemudian ditambah sedikit HCl encer
terjadi perubahan endapan kuning muda
K2Cr2O7
+ AgNO3 →
AgCr2O7 ↓
+ 2 KNO3
(terbentuk endapan
kuning tua) coklat
2 AgCr2O7
+2 HCl →2 AgCl ↓ gumpalan + 2
HCr2O7
(Terbentuk endapan
warna kuning muda)
5.
Dalam tabung reaksi 5, sedikit
kalium kromat + beberapa tetes HCl encer tidak terjadi perubahan kemudian
ditambah 3 tetes Na2S terdapat kuning muda dan berbau, reaksinya
sebagai berikut:
K2Cr2O7 +
2HCl → 2KCl
+ H2Cr2O7
Terbentuk endapan warna kuning dan berbau
Ditambah 3 tetes Na2S
H2Cr2O7 + Na2S ↓ → tetap
Hijau/biru
6.
Dalam tabung reaksi 6, sedikit
kalium kromat + 1 tetes HCl encer
tidak terjadi perubahan
kemudian ditambahkan 2 ml H2O2 3 % terjadi perubahan
warna hijau bening dan ber gelembung
K2Cr2O7 +
2HCl → 2KCl
+ H2Cr2O7
Terbentuk endapan
warna hijau bening dan terdapat gelembung
Ditambah 2 ml H2O2
3 %
4 H2Cr2O7 + 8
H2O2 → tetap
biru
|
||
12. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa setiap bahan memiliki karakteristik yang berbeda baik
bentuk, warna, bau maupun sifatnya. Dan saat
sample direaksikan dengan reagen-reagen tertentu maka hasilnya dapat
di amati perubahan yang terjadi pada sample tersebut, seperti terbentuknya
endapan, timbulnya gas dan perubahan warna larutan. Hal ini disebabkan
perbedaan masing-masing sifat bahan.
|
||
13. Daftar
Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/besi
(II) - klorida
|
LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
1. No. Praktikum : 04
2. Hari/Tanggal : Kamis,
3 November 2011
3. Judul : Percobaan
Reaksi-reaksi Kimia
4. Prinsip : Sejumlah bahan/zat kimia sifat-sifat fisikanya,
kemudian
dimasukkan ke dalam 6 tabung reaksi.
Masing-masing tabung ditambahkan
reagen/pereaksi, diamati perubahan yang terjadi.
5. Metode : Analisa Pendahuluan dan
Reaksi-reaksi Kimia
6. Alat : 1.
Tabung Reaksi
2. Rak
Tabung Reaksi
3. Batang
Pengaduk
4. Botol Reagen
5. Botol
Penangkap Gas
6. Botol
Semprot
7. Kapas
Pb Asetat
8. Kertas Saring
9. Botol Pereaksi
10.
Pipet Tetes
11.
Selang
7. Bahan : 1. Aquadest
2.
Natrium Karnbonat (Na2CO3)
3.
Ammonium Klorida (NH4Cl)
4.
Natrium Sulfida (Na2S)
5. Arsen Trioksida (As2O3)
8. Reagen : 1. Air Kapur
2.
Asam Sulfat Encer
3.
Timbal Asetat [Pb(CH3COO)2]
4.
NaOH Encer
5.
HCl Pekat
6.
HgCl2
7.
Butiran Zeng
9. Dasar Teori :
Untuk menganalisis suatu zat dapat digunakan pendekatan melalui
pengamatan warna, bau, terbentuknya zat reaksi asam basa, redoks dan kompleks.
Semua itu bisa terjadi karena kita mereaksikan zat tersebut dengan mengamati
perubahan-perubahan yang terjadi. Pada umumnya terbentuknya endapan, timbulnya
gas dan perubahan warna larutan.
Na2CO3
(Natrium Karbonat) dibuat dengan proses Solvay. Metode pembuatan Na2CO3
ini dikembangkan oleh Ernest Solvay (1838-1922) dari Belgia sebagai bahan
bakunya adalah batu kapur CaCO3. Na2CO3 digunakan
dalam proses pembuatan pilp (bubur kayu), kertas, sabun, detergen, kaca, dan
untuk melunakkan air sodah. Natrium Karbonat (juga dikenal sebagai soda cuci
atau soda abu), Na2CO3 adalah natrium garam dari asam
karbonat. Natrium karbonat dalam negeri terkenal untuk pengguanaan sehari-hari
sebagai pelunak air.
Natrium
sulfida adalah nama yang digunakan untuk merujuk pada senyawa kimia Na2S,
tetapi lebih sering mengacu pada hidrat Na2S.9H2O.
Keduannya berwarna larut air garam yang memberikan sangat alkali solusi. Bila
terkena udara lembap, Na2S dan hidrat yang memancarkan hydrogen
sulfide, yang baerbau seperti telur busuk atau flatus. Na2S terutama
digunakan dalam pulp dan industry kertas dalam proses kraft, dalam pengelolaan
air sebagai agen scavenger oksigen, dalam industry fotografi untuk melindungi
pengembang solusi dari oksidasi, di industry teksil sebagai pemutih, sebagai
desulfurising, dan sebagai agen declorinating dan perdagangan kulit untuk
menyamakan sulfitisation ekstra digunakan dalam manufaktur kimia sebagai agen
sulfonasi dan sulfomethylation, dalam produksi bahan kimia karet, pewarna
sulfur dan senyawa kimia lainnya, dalam aplikasi lain termasuk flotasi bijih,
pemulihan minyak, pengawet makanan, membuat pewarna, dan detergen. Natrium sulfide sangat alkali dan dapat menyebabkan luka
bakar kulit.
Ammonium Klorida (NH4Cl)
adalah Kristal putih garam yang agak asam. Ammonium klorida digunakan untuk
menghasilkan suhu rendah di mandi pendinginan, sebagai sumber nitrogen dan
digunakan dalam pupuk sebagai suplemen pakan untuk ternak dan sebagai bahan
dalam media nutrisi untuk ragi dan banyak mikroorganisme. Ammonium oksalat
digunakan sebagai ekspektoran dalam obat batuk, sebagai acidifying sistemik
agen dalam pengobatan metabolic berat alkalosis, dalam pemuatan asam tes lisan
untuk mendiagnosis asidosis tubulus distal ginjal, untuk menjaga urin pada pH
asam dalam pengobatan dalam beberapa gangguan saluran kencing.
Arsen trioksida adalah senyawa
anorganik, dengan rumus kimia As2O3. Arsen trioksida
dapat dihasilkan melalui proses rutin banyak senyawa arsenic termasuk oksidasi
(pembakaran) dari arsenic yang mengandung mineral di udara. Arsen trioksida
berupa serbuk putih, yang dikenal sebagai warangan, arsen merupakan obat
pembasmi tikus yang ampuh. Selain sebagai racun tikus, arsen juga digunakan
sebagai herbisida, pestisida, racun semut, bahan cat, keramik, bahan untuk
preservasi kayu dan penjernih kaca pasa industri elektronik.
10.Cara
Kerja :
Ø Bahan
Natrium Karbonat
1. Menyiapkan
semua alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mengamati
sifat bahan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis.
3. Dalam
tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest.
4. Botol
penangkap gas diberi air kapur [Ca(OH)2].
5. Memasukkan
larutan bahan ke dalam botol pereaksi.
6. Menambahkan
H2SO4 encer dan segera ditutup dengan penutup yang
dilengkapi selang yang ujungnya terendam dalam air kapur.
7. Catat
perubahan-perubahan yang terjadi.
Ø Bahan
Natrium Sulfida
1. Menyiapkan
semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Mengamati
sifat bahan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis
3. Dalam
tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest
4. Botol
penangkap gas diberi larutan Timbal Asetat [Pb(CH3COO) 2]
5. Memasukkan
larutan bahan ke dalam botol pereaksi
6. Menambahkan
H2SO4 encer dan segera ditutup dengan penutup yang
dilengkapi selang yang ujungnya terendam dalam larutan Pb Asetat
7. Catat
perubahan-perubahan yang terjadi
Ø Bahan
Ammonium Klorida
1. Menyiapkan
semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Mengamati
sifat bahan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis
3. Dalam
tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest
4. Menambahkan
NaOH encer
5. Segera
letakkan diatas permukaan cairan sebuah batang pengaduk yang telah dibasahi
dengan HCl pekat
6. Catat
perubahan-perubahan yang terjadi
Ø Bahan
Arsen Trioksida
1. Menyiapkan
sebuah tabung reaksi, kapas yang telah direndam dalam larutan Pb Asetat dan
dikeringkan, kertas saring yang telah direndam dalam larutan HgCl dan
dikeringkan, larutan H2SO4 4N, serta butiran seng.
2. Mengamati
sifat bahaan, seperti bentuk, warna, bau, dan sifat hidroskopis.
3. Dalam
tabung reaksi sedikit bahan dilarutkan dalam 5-6mL aquadest.
4.
Menambahkan
2mL H2SO4 4N dan beberapa butir seng.
5.
Segera
letakkan kapas Pb Asetat di mulut tabung.
6.
lalu
mulut tabung reaksi ditutup dengan kertas saring yang mengandung HgCl2.
7.
catat
perubahan-perubahan yang terjadi.
11.Hasil
dan Pembahasan :
v Bahan
Natrium Karbonat
Ø Bentuk : Serbuk
Ø Warna : Putih
Ø Bau : Tidak Berbau
Ø Sifat : Tidak Hidroskopis
Dalam
tabung reaksi larutan Na2CO3 dalam 5-6mL aquadest,
kemudian memasukkan ke dalam botol penangkap gas dan ditambahkan H2SO4
encer dan segera ditutup dengan penutup yang dilengkapi selang yang ujungnya terendam
air kapur. Reaksinya menimbulkan gelembung dan timbul gas, serta larutan air
kapur menjadi keruh.
Na2CO3 + H2SO4
→ 2Na+ + CO2 + H2O
+
CO2 + Ca(OH) 2 → CaCO3
+ H2O
v Bahan
Natrium Sulfida
Ø Bentuk : Kristal
Ø Warna : Putih
Ø Bau : Berbau
Ø Sifat : Hidroskopis
Dalam
tabung reaksi larutan Na2S dalam 5-6mL aquadest, kemudian memasukkan
ke dalam botol penangkap gas dan ditambahkan H2SO4 ±6
tetes dan segera ditutup dengan penutup yang dilengkapi selang yang ujungnya
terendam dalam tabung reaksi yang berisi larutan Pb(CH3COO) 2.
Reaksinya menimbulkan
gelembung dan timbul gas, serta endapan hitam.
Na2S
+ H2SO4 → H2S + + 2Na+
H2S
+ Pb(CH3COO) 2 → PbS+ 2 CH3COOH
v Bahan
Ammonium Klorida
Ø Bentuk : Serbuk
Ø Warna : Putih
Ø Bau :
Tidak Berbau
Ø Sifat :
Tidak Hidroskopis
Dalam tabung reaksi larutan NH4Cl dalam 5-6mL
aquadest, kemudian NaOH encer, segera letakkan atau masukkan batang pengaduk di
atas permukaan larutan (batang pengaduk yang telah dicelupkan dalam HCl pekat).
Terjadi kabut asap pada permukaan larutan dalam tabung reaksi.
NH4Cl + NaOH → NH3 + H2O
+ NaCl
NH3
+ HCl → NH4Cl {kabut asap putih}
v Bahan
Arsen Trioksida
Ø Bentuk : Serbuk
Ø Warna : Putih
Ø Bau : Tidak Berbau
Ø Sifat : Tidak Hidroskopis
Dalam tabung reaksi larutan As2O3
dalam 5-6mL aquadest tambahkan H2SO4 4N 2mL dan beberapa
butir seng. Segera letakkan kapas Pb Asetat di mulut tabung, lalu tutup mulut
tabung reaksi dengan kertas saring yang mengandung HgCl2. Terjadi
gelembung-gelembung seperti busa dan kapas berubah menjadi coklat.
As2O3
+ H2SO4 → tetap
As3+ + 3Zn + 3H+
→ AsH3 + 3Zn2+
2AsH3 + HgCl2 +
6H+ → 2As3+ + 6Cl- + 3H2 + 3Hg2+
12. Kesimpulan : ●
Setiap bahan atau zat kimia memiliki sifat, warna, bau, dan bentuk yang
berbeda-beda dan menjadi ciri-ciri khusus (khas) bagi masing-masing zat.
● Setiap zat dapat dianalisa dengan berbagai
macam metode khusus, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan serta reaksi
kimia yang terjadi. Seperti timbulnya bau, gelembung gas serta terbentuknya
endapan.
13. Daftar Pustaka :
Archibald dan Claw, Nan. L. (1952).
Revolusi Kimia. Ayer Co Pub
Egon, Wikers. (2001). Kimia
Anorganik. Elsevier
Harnanto, Ari. (2009). Kimia
3. Jakarta:PT. Setia aji
LAPORAN
PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
1.
No.Praktikum : 05
2.
Hari / Tanggal : Kamis, 1 Desember 2011
3.
Judul : Analisis Kualitatif Pemeriksaan dan
Penyelidikan
Kation – Anion suatu
reaksi kimia.
4.
Prinsip : Suatu bahan Kimia yang tidak diketahui
kandungan
kation dan anionnya,
dianalisa bentuk, warna,bau dan sifat
higroskopisnya. Kemudian dilarutkan dengan aquadest,
lalu larutan dianalisa dengan reaksi pendahuluan, kemudian dilanjutkan denganpemeriksaan golongan anion dan kation.
5.
Metode : Analisa Kualitatif
6.
Alat : 1. Tabung reaksi
2.
Rak tabung reaksi
3.
Pipet tetes
7. Reagen : 1.
H2SO4 6.
NH4OH 11. KBr
2. NaOH 4N 7.
H2S
3. HCl 4N 8. Na2SO3
4. Na2S 9. HNO3
5. NH4Cl 10.AgNO3
8. Dasar Teori :
· Analisis Kation
Untuk menganalisis Kation,
pengujian kelarutan dilakukan pertama-tama dengan mengelompokkan ion-ion yang
mempunyai kemiripan sifat. Pengelompokkan dilakukan dalam bentuk pengendapan
dimana penambahan pereaksi tertentu mampu mengendapkan sekelompok ion-ion
tersebut adalah golongan Klorida (I), golongan Sulfida (II) golongan hidroksida
(III), golongan karbonat (IV), dan golongan sisa (V).
Analisis Kualitatif membahas
tentang pengidentifikasian zat-zat yang terdapat dalam suatu sampel. Tujuan
utama analisi kualitatif adalah memisahkan dan mengidentifikasi sejumlah unsur
(underwood, 1986). Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada
perbedaan kelarutan dari klorida,sulfida, dan karbonat kation tersebut. Kation
diklasifikasikan dalam 5 golongan berdasarkan sifat-sifat kation tersebut
terhadap beberapa reagensia (vogel, 1990).
Golongan-golongan kation memiliki
ciri-ciri khas, yaitu :
v Golongan
I :
membentuk endapan dengan Asam Klorida encer, ion-ion yang termasuk dalam golongan ini
adalah timbal,raksa dan perak.
v Golongan
II :
membentuk endapan dengan hydrogen sulfide
Dalam suasana asam mineral encer. Ion-ion yang
termasuk
golongan ini adalah merkurium (II), tembaga,
cadmium,
bismuth, stibium, dan timah.
v Golongan
III :
membentuk endapan dengan ammonium sulfide
dalam suasana netral. Kation
Golongan ini adalah nikel, besi,kromium, aluminium, seng, mangan, dan kobalt.
v Golongan
IV :
membentuk endapan dengan ammonium karbonat
dengan adanya ammonium klorida
dalam suasana
netral atau sedikit asam.
v Golongan
V :
disebut juga golongan sisa karena tidak bereaksi
dengan reagensia-reagensia golongan
sebelumnya. Ion kation
yang termasuk dalam golongan ini adalah
magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium
dan
hydrogen (vogel,1990).
· Analisis Anion
Kemungkinan adanya anion dapat
diperkirakan dengan mengetahui kepastian kation apa saja yang terdapat dalam larutan
sampel pada percobaan terdahulu yaitu percobaan analisis kation. Pengujian
antara reaksi asam sulfat encer dan pekat merupakan salah satu cara untuk
mengetahui anion apa saja yang terdapat dalam larutan sampel. Hal tersebut
dikarenakan asam sulfat yang merupakan asam kuat yang mampu mendesak anion
lemah keluar senyawanya. Sebagai contoh, larutan yang mengandung garam karbonat
akan keluar dan terurai menjadi air dan
gas karbondioksida dengan bantuan asam sulfat yang mendesak asam karbonat.
Dengan memperhatikan
daftar kelarutan berbagai garam dalam air dan dan pelarut lain. Jenis anionyang
terdapat dalam larutan bisa diperkirakan. Misalnya garam sulfida tidak larut
dalam asam, garam karbonat tidak larut dalam sulfida. Untuk mendeteksi anion
tidak diperlukanmetode sistematik seperti pada kation. Anion dapat dipisahkan
dalam golongan-golongan utama bergantung pada kelarutan garam peraknya, garam
kalsium atau bariumnya, dan garam zinknya. Namun ini hanya dianggap berguna
untuk memberi indikasi dari keterbatasan pada metode ini (vogel 1985).
Proses-proses
yang dipakai dapat dibagi kedalam proses yang melibatkan identifikasi
produk-produk yang mudah menguap dan proses yang bergantung pada reaksi-reaksi
dalam larutan (vogel 1985). Pengujian anion dalam larutan hendaknya dilakukan
menurut urutan :
a.
Uji sulfat
b.
Uji untuk zat pereduksi
c.
Uji untuk zat pengoksid
d.
Uji dengan larutan perak nitrat
e.
Uji dengan larutan kalsium klorida
f.
Uji dengan larutan besi (III) klorida.
Untuk keperluan sampel didihkan
dengan larutan Na2CO3 jenuh, praktis semua ion logam
mengendap sebagai karbonat, dan filtrat atau ekstrak soda (ES) dipakai untuk
pengujian anion. Kelompok Nitrat,
Kelompok sulfat, kelompok halogenida.
9.
Cara Kerja :
§ Sampel 1
v Pemeriksaan Pendahuluan
Ø Bentuk :
Kristal
Ø Warna :
Putih
Ø Sifat :
Higroskopis
Ø Bau :
Cuka
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml
aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
·
Tabung 1, tetesi H2SO4
Timbul gas dan berbau asetat
·
Tabung 2, tetesi NaOH
Terdapat endapan putih dan tidak berbau
v Pemeriksaan Kation
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 ml
aquades dalam tabung reaksi
·
Tetesi HCl, larutkan Terbentuk endapan putih
·
Tetesi 1 Tetes K2CrO4 Terbentuk endapan kuning
·
Tetesi 1 tetes H2SO4 Terbentuk
endapan putih
·
Tetesi H2S Terbentuk endapan hitam
Setelah
4 tahap pemeriksaan kation, setelah ditambahkan beberapa reagen dapat
diidentifikasi bahwa sampel 1 mengandung unsur Pb2+
v Pemeriksaan Anion
1.
Sedikit zat / bahan sampel yang akan
diamati ditambah H2SO4. Amati perubahan yang terjadi.
Hasilnya :
Terbentuk endapan putih dan berbau cuka
Jadi,
sampel tersebut mengandung anion asetat.
v Kesimpulan
Dalam
bahan tersebut mengandung :
Kation : Pb2+ (Timbal)
Anion : Asetat
Maka
dapat dipastikan bahwa Sampel tersebut adalah Pb Asetat.
§ Sampel 2
v Pemeriksaan Pendahuluan
·
Bentuk : Serbuk
·
Warna :
Biru
·
Sifat : Tidak Higroskopis
·
Bau : Tidak Berbau
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml
aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o
Tabung 1, tetesi H2SO4
Tidak ada
reaksi
o
Tabung 2, tetesi NaOH
Tidak ada reaksi
v Pemeriksaan Kation
Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 ml
aquades dalam tabung reaksi.
o
tetesi HCl Tidak ada reaksi
o
tetesi Na2S Terjadi endapan
maka dapat didentifikasi zat tersebut
mengandung Cu, untuk membuktikannya bahan tersebut ditambah asam asetat,
kemudian setetes K4Fe(CN)6 terbentuk endapan merah
coklat.
Reaksi : 2 Cu2+ + {
Fe(CN)6 }4- Cu2 { Fe(CN)6 }
Merah
coklat
Jadi dipastikan bahwa zat tersebut
mengandung kation Cu2+.
v Pemeriksaan Anion
Larutkan
sedikit bahan dengan 1-2 ml Aquades dalam tabung reaksi.
o
Tetesi H2SO4
encer Tidak ada reaksi
(mungkin sulfat)
Untuk membuktikan, apakah larutan
mengandung sulfat atau tidak, maka :
o
Larutan diasamkan dengan HCl
o
Tetesi BaCl2
Terbentuk endapan berwarna
putih
Jadi, dipastikan sampel tersebut
mengandung anion sulfat
v Kesimpulan : Dalam sampel tersebut mengandung :
Kation :
Cu2+
Anion :
SO42-
Maka dipastikan bahwa sampel tersebut
adalah CuSO4.
§ Sampel 3
v Pemeriksaan Pendahuluan
·
Bentuk : serbuk
·
Warna : Putih
·
Bau : Tidak
Berbau
·
Sifat : Tidak Higroskopis
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml
aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o
Tabung 1, tetesi H2SO4
Tidak ada
reaksi
o
Tabung 2, tetesi NaOH
Tidak ada reaksi
v Pemeriksaan Kation
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml
aquades dalam tabung reaksi.
o
Tetesi HCl Tidak ada
reaksi
o
Tetesi H2S
Tidak ada reaksi
o
Didihkan, tetesi 2-3
tetes NH4Cl + NH4OH
sampai basa Tidak
ada reaksi
o
Didihkan, tetesi H2S
(suasana basa) terbentuk
endapan putih
Setelah dilakukan pemeriksaan kation,
dapat diidentifikasi sampel mengandung unsur Zn2+.
Reaksi :
Zn2+ + S-
ZnS
Putih
v Pemeriksaan Anion
Sedikit bahan sampel yang akan diamati
ditambah HCl, kemudian ditambah BaCl2. Hasilnya : terbentuk endapan putih.
Berarti sampel tersebut mengandung ion
sulfat.
v Kesimpulan : Sampel tersebut mengandung :
Kation : Zn2+
Anion : SO42-
Maka dapat dipastikan bahwa sampel
tersebut adalah ZnSO4
§ Sampel 4
v Pemeriksaan Pendahuluan
·
Bentuk : Kristal
·
Warna : Putih
·
Bau : Tidak berbau
·
Sifat : Tidak Higroskopis
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml
aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o
Tabung 1, tetesi H2SO4
Tidak ada
reaksi
o
Tabung 2, tetesi NaOH
Tidak ada reaksi
v Pemeriksaan Kation
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades
dalam tabung reaksi.
o
Tetesi HCl
Tidak ada reaksi
o
Tetesi Na2S Tidak ada reaksi
o
Didihkan, tetesi 2-3
tetesi NH4Cl + NH4OH sampai basa Tidak ada reaksi
o
Tetesi H2S Tidak ada reaksi
o
Tetesi NH4Cl + NH4OH + Na2CO3 Terjadi
endapan putih
Setelah dilakukan pemeriksaan kation,
dapat diidentifikasi sampel mengandung unsur Ba2+.
Reaksi : Ba2+ + SO42- BaSO4
Putih
v Pemeriksaan Anion
Sedikit larutan dalam tabung reaksi ditambah HNO3 (suasana
asam), ditambah AgNO3 terbentuk endapan putih
Kemudian ditambahkan NH4OH +
KBr terbentuk endapan putih kekuningan (klorida positif).
Maka
dapat dipastikan bahwa bahan tersebut mengandung Cl-.
v Kesimpulan :
Sampel tersebut mengandung :
Kation : Ba2+
Anion : Cl-
Maka
dapat dipastikan bahwa sampel tersebut adalah BaCl2.
10.
Kesimpulan :
-
Setiap bahan yang belum diidentifikasi membutuhkan pemeriksaan
pendahuluan dan pemeriksaan spesifik golongan untuk menentukan anion
dan kation yang terkandung didalamnya.
v Dalam
pemeriksaan pendahuluan, harus sangat teliti dan harus peka terhadap gas yang
timbul. Begitu juga dengan pemeriksaan golongan, baik kation maupu anion.
11.
Daftar Pustaka :
Svehla,1979.vogel Bagian I Analisis Anorganik Kualitatif.Jakarta
: PT.Kalman Media pustaka
Svehla,1985.vogel Bagian II Analisis Anorganik
Kualitatif.Jakarta : PT.Kalman Media pustaka
http :
//www.blogspot.com/kuliah-analisis-kualitatif : anion-kation/
http :
//www.blogspot.com/analisis-kualitatif-terbatas-golongan/
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
1.
No.Praktikum : 06
2.
Hari / Tanggal : 5 Januari 2012
3.
Judul :
Analisis Kualitatif Pemeriksaan dan Penyelidikan
Kation dan Anion suatu reaksi kimia.
4.
Prinsip : Suatu bahan kimia yang tidak diketahui
kandungan anion dan kationnya. Dianalisa bentuk,warna,bau dan sifat
higroskopisnya. Kemudian dilarutkan dengan aquades, lalu larutan dianalisa
dengan reaksi pendahuluan. Kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan golongan
anion dan kation.
5.
Metode : Analisa kualitatif (penentuan golongan).
6.
Alat : a. Tabung
b. Rak Tabung Reaksi
c. Pipet tetes
7.
Reagen : a. H2SO4 6N f. NH4Cl k. KBr
b. NaOH 4N g. NH4OH
c. HCl 4N h. K2CrO4
d. Na2S i. H2S
e. BaCl j. Na2CO3
8.
Dasar Teori :
Analisa Kualitatif merupakan suatu
proses dalam mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak
diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu yang paling efektif untuk
mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode
analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi
golongan dan pereaksi spesifik. Kedua peraksi ini dilakukan untuk mengetahui
jenis anion atau kation suatu larutan.
Reagensia golongan yang dipakai
untuk klasifikasi kation paling umum adalah asam klorida (HCl), Hydrogen
sulfida (H2S), ammonium sulfat dan ammonium karbonat.
Klasifikasi ini didasarkan atas
apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-reagensia ini dengan membentuk
endapan atau tidak, sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak
sistematik kation. Namun, skema yang digunakan dalam anion tidak sistematik
bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.
Didalam kation ada beberapa golongan
yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :
a.
Golongan I : Kation golongan
ini membentuk endapan dengan asam
klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb2+
, Ag+ , Hg+ .
b.
Golongan II : Kation golongan
ini bereaksi dengan asam klorida,
tetapi membentuk endapan dengan hydrogen
sulfida
(H2S) atau dengan natrium sulfida
(Na2S) dalam
suasana asam mineral encer, ion golongan ini
adalah
Hg+ , Bi3+ , Cu2+,
Cd2+, As3+, Sb3+, Sn2+ .
c.
Golongan III : Kation golongan ini
tidak bereaksi dengan asam klorida
encer maupun dengan H2S dalam suatu
suasana asam
mineral encer. Namun, kation ini membentuk
endapan
dengan ammonium sulfida dalam suasana netral
/
ammoniakal. Kation golongan ini Ca2+,
Fe3+, Al3+, Cr3+,
Mn2+, Zn2+.
d.
Golongan IV : Kation golongan ini
bereaksi dengan golongan I, II, III,
kation ini membentuk endapan dengan ammonium
karbonat dengan adanya ammonium dalam
suasana
netral atau sedikit asam. Ion golongan ini
adalah Ba2+ ,
Ca2+, Sr2+.
e.
Golongan V : Kation – kation
yang umum, yang tidak bereaksi
dengan reagensia-reagensia golongan
sebelumnya,
merupakan golongan kation yang terakhir.
Kation
golongan ini meliputi Mg2+, K+,
NH4+ .
Untuk anion
dikelompokkan kedalam beberapa kelas diantaranya :
1.
Anion sederhana seperti : O2-, F-, CN-
2.
Anion Okso seperti : NO3- ,
SO42-
3.
Anion primer okso seperti silihat,
borat, atau fosfat terkondensasi
4.
Anion kompleks halida seperti tafe dan
kompleks anion yang berbasis seperti oksalat.
Reaksi-reaksi
dalam anion ini akan dipelajari secara sistematik untuk memudahkan reaksi dalam
asam-asam organik tertentu dikelompokkan bersama-sama, ini meliputi asetat,
format, oksalat, sitrat, calisilat, benzoat dan saksinat.
9.
Identifikasi Bahan :
§ Sampel 1 dan 3
·
Pemeriksaan
Pendahuluan
-
Bentuk : Kristal
-
Warna : Putih
-
Bau : Tidak berbau
-
Sifat : Tidak Hogroskopis
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 2-3 ml
aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke tabung-tabung reaksi.
o
Tabung 1, tetesi H2SO4
Tidak ada
reaksi
o Tabung 2, tetesi NaOH
Terbentuk endapan berwarna coklat kemerahan
·
Penyelidikan
Kation
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 mlm
aquades dalam tabung reaksi.
o
Tetesi HCl 6N, larutkan
Tidak ada reaksi
o
Tetesi Na2S Tidak ada reaksi
o
Tetesi NH4Cl
+ NH4OH Terbentuk endapan putih
o
Tetesi NH4OH
Terbentuk endapan putih
o
Tetesi NaOH +
Alizarin-5 0,1 % + CH3COOH terbentuk endapan merah
Reaksi : Al3+ + 3OH- Al (OH)3
Putih
Al3+ + CH3COO- Al (CH3COO)
Merah
Jadi, sampel tersebut
mengandung kation Al3+.
·
Penyelidikan
Anion
1.
Sedikit larutan ditambah HNO3
berlebih, kemudian ditambah AgNO3.
Hasil :
Tidak ada reaksi
2.
Sedikit larutan ditambah dengan HCl 6N
1-2 tetes, kemudian ditambah BaCl2 1 tetes.
Hasil : Terbentuk endapan berwarna putih
Reaksi :
SO42-
+ Ba2+ BaSO4
Putih
·
Kesimpulan :
Kation : Al3+
Anion :
SO42-
Jadi,
sampel tersebut adalah Al2(SO4)3.
§ Sampel 2
·
Pemeiksaan pendahuluan
-
Bentuk :
Cair
-
Warna :
Orange / Jingga
-
Bau :
Tidak ada
-
Sifat :
Tidak Higroskopis
1. Larutkan
sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke
tabung-tabung reaksi.
o
Tabung 1, tetesi H2SO4
Tidak ada
reaksi
o Tabung 2, tetesi NaOH
Terbentuk endapan berwarna coklat
·
Penyelidikan
Kation
1.
Larutkan sedikit bahan dengan 1-2 mlm
aquades dalam tabung reaksi.
o
Tetesi HCl 6N, larutkan
Tidak ada reaksi
o
Tetesi Na2S Tidak ada reaksi
o
Tetesi NH4Cl
+ NH4OH Terbentuk endapan coklat kemerahan
o
Tetesi NH4CNS
Terbentuk endapan merah kecoklatan
Reaksi :
4 Fe3+ + 3 OH- Fe (CNS)3
Coklat
kemerahan
Jadi, sampel tersebut mengandung
kation Fe3+
·
Penyelidikan
Anion
1.
Sedikit larutan ditambah dengan HNO3
2N sampai suasana asam, kemudian ditambah AgNO3 bila terbentuk
endapan.
Hasil : Terbentuk endapan putih
2.
Dalam tabung reaksi tambahkan NH4OH,
bila endapan putih larut, tambahkan larutan KBr
Hasil : Terbentuk endapan putih kekuningan
Jadi, sampel
tersebut mengandung anion klorida
·
Kesimpulan :
Kation :
Fe3+
Anion :
Cl-
Jadi, sampel tersebut
adalah FeCl3.
§ Sampel 4
·
Pemeriksaan
Pendahuluan
-
Bentuk :
Serbuk
-
Warna :
Putih
-
Bau : Tidak berbau
-
Sifat : Higroskopis
1. Larutkan
sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi. Tuang larutan ke
tabung-tabung reaksi.
o
Tabung 1, tetesi H2SO4
Tidak ada
reaksi
o Tabung 2, tetesi NaOH
Tidak ada reaksi
·
Pemeriksaan
Kation
2. Larutkan
sedikit bahan dengan 2-3 ml aquades dalam tabung reaksi.
o
Tetesi HCl
Tidak ada reaksi
o
Tetesi Na2S Tidak ada reaksi
o Tetesi 2-3 tetesi NH4Cl + NH4OH Tidak ada reaksi
o Tetesi H2S Tidak ada reaksi
o
Tetesi NH4Cl + NH4OH + Na2CO3 Terjadi endapan putih
Larutan
diidentifikasi dengan menambahkan ammonium oksalat.
Hasil :
Terbentuk endapan putih
Setelah dilakukan pemeriksaan kation,
dapat diidentifikasi sampel mengandung unsur Ca2+.
·
Pemeriksaan
Anion
-
Kelompok Halida
1.
Sedikit larutan ditambah HNO3
berlebih kemudian ditambah AgNO3
Hasil : Terbentuk endapan putih
-
Identifikasi klorida (Cl-)
1.
Sedikit larutan ditambah NH4OH
berlebih kemudian ditambah KBr.
Hasil : Terbentuk endapan putih kekuningan.
Jadi, sampel
tersebut mengandung unsur Cl-.
·
Kesimpulan :
Kation : Ca2+
Anion : Cl-
Jadi, sampel
tersebut adalah CaCl2.
10. Kesimpulan :
·
Setiap bahan yang belum diidentifikasi,
membutuhkan pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan spesifik golongan untuk
menentukan kation dan anion yang terkandung di dalamnya.
·
Dalam pemeriksaan pendahuluan, harus
sangat teliti dan peka terhadap kemungkinan gas yang timbul.
·
Pemeriksaan golongan harus dilakukan
dengan sangat teliti dan harus berhati-hati.
11. Daftar
Pustaka :
http
: //www.blogspot.com/kuliah-analisis-kualitatif-anion-kation
http
: //www.blogspot.com/analisis-kualitatif-terbatas-golongan
Slots and casino games – What are they and how does
BalasHapusIn fact, we've got one of the best win bet win casinos 온라인 슬롯 to 스포츠 토토 사이트 play. Slots and casino games is 벳 365 코리아 우회 powered by Bovegas software provider. This 도박 사이트 company is known for its